Pencapaian tersebut menempatkan Jakarta unggul di atas kota-kota dunia lainnya seperti Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Secara keseluruhan, rerata harga hunian mewah di kota-kota utama dunia yang disurvei mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen pada kuartal kedua tahun ini. Setelah sempat turun 0,4 persen selama kuartal pertama.
Periset Residensial Internasional, Kate Everett-Allen, mengungkapkan pencapaian indeks pada angka 27 persen ini di atas angka yang dapat dibukukan pada kuartal kedua 2009 pascakrisis keuangan. Hal tersebut sekaligus menandai pertumbuhan ini sebagai yang terkuat selama tiga tahun terakhir.
Setelah Jakarta, peringkat berikutnya adalah Dubai, Shanghai, St Petersburg, dan Tel Aviv. Keempatnya mencatat kinerja lonjakan harga selama setahun terakhir. Sementara 28 kota dunia lainnya yang masuk dalam keranjang penelitian Knight Frank mengalami peningkatan sebesar 5,6 persen hingga Juni 2013.
Bagaimana dengan kota-kota di Eropa? Serupa dengan pencapaian kuartal sebelumnya, tetap menjadi wilayah dengan kinerja terburuk. Roma, Paris, dan Madrid menempati posisi tiga terbawah dalam indeks tersebut. Menyusul penurunan harga residensial sebesar 0,9 persen. Meski demikian, penurunan tersebut tidak sebesar tahun lalu, anjlok hingga 3,4 persen.
Buruknya kinerja tersebut mendorong beberapa negara Eropa memperkenalkan kebijakan "Golden Visa" dan insentif pajak untuk menarik investor asing.