JAKARTA, KOMPAS.com - Tak dapat dimungkiri, Jepang merupakan salah satu kiblat konstruksi di Asia.
Banyak insinyur dan perusahaan konstruksi Negeri Matahari Terbit ini yang menghasilkan karya fenomenal sekaligus monumental.
Tak hanya di dalam negeri, juga mancanegara. Bahkan di Indonesia, insinyur-insinyur Jepang terkenal unggul, disiplin, dan memiliki etos kerja tinggi.
Karya-karya mereka bisa kita nikmati dengan aman, dan nyaman. Terutama di bidang konstruksi transportasi dan konektivitas, properti, hingga terkait energi terbarukan.
Wakil Menteri Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang Kunihiro Yamada mengatakan saat ini, Jepang memiliki 45,5 persen engineer atau insinyur profresional yang bekerja di bidang konstruksi.
Baca juga: Kementerian PUPR Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik PU
"Insinyur profesional di Jepang adalah seseorang yang terdaftar di bawah Professional Engineer Act," kata Kunihiro melalui telekonferensi sharing knowledge (berbagi pengetahuan) bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah, Rabu (10/2/2021).
Untuk mengejar ketinggalan dari Jepang dan mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang konstruksi, Indonesia pun membangun Politeknik Pekerjaan Umum (PU).
Fatah mengatakan, Politeknik PU ini mulai dikembangkan Tahun 2019 dan memiliki tiga program yakni, training vokasional, sekolah vokasional, serta Magister Super Spesialis.
Training vokasional dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk pengembangan knowledge management (manajemen pengetahuan) dan job training (pelatihan kerja).
Training vokasional dilakukan baik dengan metode blended learning, full e-learning, dan sertifikasi.
Lalu, ada sekolah vokasional yang merupakan program pendidikan formal diploma tiga untuk menghasilkan tenaga konstruksi ahli madya.
Politeknik PU membuka tiga program studi (prodi) yakni prodi konstruksi bangunan gedung, konstruksi bangunan air, dan jalan dan jembatan.
"Masing-masing prodi menerima 50 mahasiswa," lanjut Zainal.
Sementara Program Magister Super Spesialis terdiri dari 11 prodi yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (Undip), serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Program magister ini dirancang secara khusus dengan tujuan mencetak SDM yang mampu memecahkan masalah.
Menurut Zainal, program ini berbeda dengan magister biasa karena akan berlangsung selama 18 bulan yaitu 6 bulan di kelas dan 12 bulan lainnya di lapangan.
Untuk diketahui, pengembangan SDM unggul merupakan salah satu visi Presiden Joko Widodo bersama Wapres Maruf Amin Tahun 2020-2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.