KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Singapura berdampak pada penurunan harga rumah pribadi hingga satu persen pada Kuartal 1-2020.
Kepala Riset dan Konsultasi OrangeTee & Tie Singapura Christine Sun memperkirakan, harga rumah pribadi ini akan terus merosot hingga 4 persen pada akhir tahun apabila pandemi belum usai.
Penurunan harga pada Kuartal I diawali oleh wilayah Core Central Region (CCR) dengan angka 2,2 persen.
Menyusul kemudian Wilayah Tengah (RCR) dan Bagian Luar Wilayah Tengah (OCR) mengalami penurunan harga masing-masing 0,5 persen dan 0,4 persen.
Menurut Sun, penurunan penjualan properti disebabkan kebijakan pembatasan wilayah yang telah berlaku di seluruh negara yang terdampak pandemi.
Baca juga: Imbas Corona, Pasokan Baru Ruang Perkantoran CBD Jakarta Turun Drastis
Pembatasan ini menimbulkan konsekuensi menurunya turis asing yang masuk Singapura. Selain itu, pemerintah setempat juga memberlakukan kebijakan larangan pameran rumah.
Tidak mengherankan jika keseluruhan volume penjualan merosot signifikan pada empat bulan pertama tahun ini.
"Kemerosotan sekitar 12,5 persen dari 4.878 unit pada Kuartal IV-2019 menjadi 4.269 unit pada Kuartal I-2020," ujar Christine Sun dirangkum Kompas.com dari PropertyGuru Singapura, Minggu (3/5/2020).
Larangan pameran properti ini membuat kompetisi semakin ketat. Para broker harus bersaing dengan para pengembang melalui in house marketing dalam menjual properti secara lebih agresif.
Secara keseluruhan, 2.080 rumah seken terjual pada kuartal terakhir, sementara rumah baru terjual 2.149 selama periode yang sama.
Padahal, harga rumah sempat pulih dan meningkat selama tiga kuartal berturut-turut pada tahun 2019 lalu.
Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority (URA), perbandingan harga rumah di Singapura dari tahun ke tahun telah meningkat hingga 2,4 persen.
"Pemulihan pasar properti Singapura tiba-tiba berhenti di tengah pandemi global dan ketidakpastian makroekonomi yang sedang tumbuh," tambah Christine.
Sebaliknya di pasar sewa, jumlah penyewa rumah di Singapura pada Kuartal I-2020 meningkat 2,4 persen menjadi 21.191 unit dari sebelumnya 20.703 unit pada Kuartal IV-2019.
Hal ini diperkirakan karena banyaknya penyewa yang enggan mencari hunian pengganti untuk meminimalkan kemungkinan tertular virus.