Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Sebut SPAM Karian-Serpong Berfungsi Cegah Penurunan Tanah

Kompas.com - 17/04/2020, 21:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut, proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong tak hanya menyediakan air bersih untuk sebagian wilayah Jakarta, Kota Tangerang, serta Tangerang Selatan, namun juga dapat berfungsi untuk mencegah penurunan tanah.

Menurutnya, proyek ini merupakan bagian dari konstruksi National Capital Integrated Coastal Development (NCID).

"Proyek ini tidak hanya untuk menyediakan air minum bagi Jakarta bagian barat, tapi ini adalah bagian dari environmental remidiation Jakarta. Artinya bagian dari NCICD," ucap Basuki dalam dalam konferensi video mengenai Market Sounding Proyek SPAM Regional Karian-Serpong, Rabu (17/4/2020).

Baca juga: Pemerintah Ajak Swasta Garap SPAM Karian-Serpong Rp 2,21 Triliun

Basuki menambahkan, saat ini, sumber air minum warga di Jakarta hanya berasal dari waduk Jatiluhur.

Menurutnya, infrastruktur tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan air minum di ibu kota.

Jika konstruksi infrastruktur ini rampung dan pasokan air di wilayah barat Jakarta terpenuhi, maka pengembilan air tanah oleh masyarakat dapat dihentikan.

Setelah beroperasi, maka akan dilakukan monitoring apakah infrastruktur tersebut dapat mengurangi penurunan tanah.

"Kalau sudah selesai dengan proyek ini, air tanah tidak ada penurunan, sudah tidak perlu lagi NCICD," kata dia.

Proyek SPAM Regional Karian-Serpong diprakarsai oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, LG International, dan K-Water dengan nilai investasi sebesar Rp 2,21 triliun dengan masa konsesi 33 tahun.

Proyek tersebut terdiri dari konstruksi Water Treatment Plant (WTP) berkapasitas 4.600 liter per detik. Selain itu, ada pula pembangunan pipa transmisi sepanjang 25,2 kilometer.

"Jadi ini merupakan satu proyek yang besar. Dampaknya akan memengaruhi pengambilan keputusan yang lebih besar lagi," tutur Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com