Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota FLPP Tak Kunjung Cair, REI Jabar Sangsi Target Sejuta Rumah Tercapai

Kompas.com - 24/08/2019, 17:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD REI Jawa Barat (Jabar) Joko Suranto menyangsikan pembangunan Sejuta Rumah 2019 mencapai target.

Hal ini menyusul kuota bantuan subsidi rumah yang disalurkan pemerintah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terus menipis, dan tambahan 100.000 unit kuota yang dijanjikan pun tak kunjung cair.

Seperti diketahui, menipisnya alokasi anggaran FLPP karena tingkat serapan yang tinggi. Dari target 68.858 unit rumah subsidi FLPP yang akan disalurkan, realisasi hingga kuartal II-2019 telah mencapai 67 persen atau sekitar 46.174 unit.

Sementara di sisi lain, pengembang rumah subsidi harus tetap menjalankan operasionalnya.

Tak hanya membangun rumah untuk memenuhi komitmen dari kuota FLPP tahun sebelumnya, juga harus membayar karyawan, kontraktor, pemasok material bangunan, konsultan, tukang bangunan dan lain-lain.

Baca juga: Kuota Rumah FLPP Ditambah Jadi 100.000 Unit

"Ini masalah besar yang jika tidak segera dicairkan, para pengembang rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berpotensi kolaps," ujar Joko kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019). 

Per 23 Agustus saja, ungkap Joko, anggota DPD REI Jabar tinggal 411 pengembang dari sebelumnya 480 pengembang pada 2018.

Selain karena kurang cakap dalam manajerial, penyusutan jumlah ini sebagian besar karena pengembang sudah tak mendapat jatah FLPP.

Baca juga: Sebelum ke Malaysia, Prabowo Arahkan Pesawat Kepresidenan ke Bengkulu Jemput Asprinya

Joko menilai, kondisi seperti ini sangat memprihatikan. Pemerintah seharusnya mengubah politik anggaran menjadi lebih berpihak kepada MBR.

"Perumahan itu kebutuhan primer. Sama dengan pangan dan sandang. Backlog saja masih 13,6 juta unit, belum lagi kebutuhan 800.000 unit per tahun. Sementara pemenuhan hanya 500.000 unit. Ini angka asumsi. Bagaimana bisa sejuta rumah tercapai," terang Joko.

Terhadap hal ini, Pemerintah akan menempuh berbagai cara. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, alokasi anggaran FLPP yang disalurkan melalui Bank BTN dan beberapa bank lainnya memang hampir habis.

Namun, ada pula bank pelaksanaya yang kurang menunjukkan performanya dalam menyalurkan FLPP.

"Kami akan mengalihkan kuota FLPP dari bank-bank yang tidak perform itu ke BTN dan beberapa bank lain yang kehabisan kuota FLPP," kata Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Eko D Heripoerwanto dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Menyerah, Kementerian PUPR Akui Tak Sanggup Bangun Sejuta Rumah

Baik buruknya kinerja bank dalam penyaluran FLPP diukur dari capaian semester pertama yang tidak mencapai 25 persen.

"Dari bank yang kami nilai tidak perform, kuotanya bisa kami alihkan ke BTN atau bank lain yang sekarang ini kehabisan kuota," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau