Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 23 Penanda Geospasial, Ibu Kota Pindah ke Kaltim?

Kompas.com - 05/08/2019, 15:28 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com - Sedikitnya ditemukan 23 titik penanda (ikat) milik Badan Informasi Geospasial (BIG) RI terpasang di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Penemuan titik ikat tersebut menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak. Terlebih, Bukit Soeharto sempat disebut sebagai salah satu kandidat lokasi ibu kota negara baru, yang dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2019 lalu.

Titik ikat sendiri berfungsi sebagai penentu koordinat wilayah dan ruang, yang mencakup aspek lokasi, letak, dan posisi suatu objek dan kejadian yang berada di bawah, pada atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

Dengan titik tersebut, nantinya akan diambil foto udara untuk memetakan suatu kawasan.

Dari hasil penelusuran di wilayah Samboja, tepatnya di Bukit Merdeka, ditemukan sebuah titik ikat berupa tanda silang berwarna jingga bertuliskan 'Badan Geospasial RI' dan 'Jangan Dirusak Juni-Juli 2019'. Selain itu, ada pula tulisan 'Untuk Pemotretan Udara dan Lidar wilayah Kukar, Kaltim 2019'.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Kajian Jalan Tol Ibu Kota Baru

Sekretaris Kelurahan Bukit Merdeka, Antonius K Pallaka mengaku, hingga kini belum ada laporan yang masuk terkait pemasangan titik ikat tersebut.

"Belum ada laporan kalau ada dipasang patok di beberapa tempat," kata Antonius seperti dilansir dari Tribunnews.com, Senin (5/8/2019).

Kabar pemasangan titik ikat itu, sebut Ketua LPM Kelurahan Bukit Merdeka, Irfan, sempat menghebohkan masyarakat. Sebab, keberadaannya muncul tanpa diketahui kapan dan siapa pemasangnya.

"Ada tiga titik penanda ditemukan warga, yakni di Km 48, RT 5, Bukit Merdeka ini, dan wilayah Batu Dinding. Tiga patok itu satu wilayah Kelurahan Bukit Merdeka," kata Irfan.

Namun, menurut Kepala Unit Pelasana Teknis Daerah (UPTD) Tahura Bukit Soeharto, Rusmadi, pemasangan titik ikat tersebut telah dilakukan sejak sebelum bulan suci Ramadhan lalu, atau beberapa saat setelah kunjungan Presiden.

"Sudah lama dipasangnya itu. Pemasangan dilaksanakan sebelum Ramadan. Kepentingannya, sebagai tanda untuk pengambilan foto udara untuk pemetaan," ungkap Rusmadi.

Selain dipasang di Tahura Bukit Soeharto, titik ikat juga dipasang di daerah Kutai Barat. Meski demikian, ia mengaku, tidak mengetahui apakah pemasangan titik ikat ini berkaitan dengan rencana pemindahan ibu kota atau tidak.

"Namun informasi yang kami dapatkan, kegiatan ini memang rutin dilakukan BIG untuk melakukan foto udara untuk kepentingan pemetaan," ucapnya.

Sebelum mengizinkan masuk ke Tahura Bukit Soeharto, tim BIG juga mengantongi persetujuan dari Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI.

Baca juga: Konstruksi Fisik Ibu Kota Baru Paling Cepat Dilaksanakan 2020

Ditanyakan soal waktu pelaksanaan pemotretan udara, Rusmadi mengungkapkan, izin yang dimohonkan BIG pusat selama tiga bulan. Hingga kini, kemungkinan kegiatan tersebut masih berjalan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau