Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Politik, Puncak Kekosongan Perkantoran Segitiga Emas Jakarta

Kompas.com - 28/02/2019, 19:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun politik 2019 bakal menjadi puncak tingkat kekosongan perkantoran di CBD Jakarta. 

Ruang-ruang perkantoran kosong tak berpenghuni ini diprediksi bakal mencapai 25 persen atau seluas 1,732 juta meter persegi dari total luas kantor 6,925 juta meter persegi.

Terdapat penambahan suplai kantor baru hingga akhir 2019 seluas 625.000 meter persegi.

Sementara, tingkat kekosongan ruang kantor pada 2018 masih 24 persen atau 1,512 juta meter persegi dari total luas kantor 6,3 juta meter persegi.

Perkantoran kosong ini, menurut Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus, berada di kawasan segitiga emas, yaitu di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan HR Rasuna Said, dan Jalan Gatot Subroto.

“Misalnya di Gedung BEJ, Bapindo Tower, Sampoerna Strategic Square, Menara Kadin, dan Menara Mulia,“ ungkap Anton kepada Kompas.com, Kamis (28/2/2019).

Baca juga: Pasok Berlebih, 1,5 Juta Meter Persegi Perkantoran di Jakarta Kosong!

Savills Indonesia memperkirakan hingga akhir 2021 terdapat sekitar 1,3 juta meter persegi ruang kantor baru yang akan meramaikan kawasan CBD Jakarta.

Secara rinci, tahun ini pasokan baru mencapai 625.000 meter persegi, tahun 2020 sekitar 300.000 meter persegi, dan tahun 2021 hampir 450.000 meter persegi.

"Perkiraan kami perkantoran masih akan dibanjiri pasokan baru, tapi lihat tren permintaannya diharapkan tahun depan permintaan dan pasokan mulai akan seimbang," tambah Anton.

Kendati apsokan bertambah, Anton memperkirakan, harga sewa rata-rata masih stabil, berada di angka Rp 202.000 per meter persegi per bulan. Termasuk harga sewa kantor untuk Grade A dan B.

Sementara perkantoran kelas premium akan mengalami penurunan. 

Menurut dia, penurunan itu karena perusahaan harus mempertimbangkan tingginya biaya operasional jika berkantor di gedung kelas premium.

"Mungkin ada banyak tekanan. Sekarang harganya dirasa tinggi buat kebanyakan tenant yang bisnisnya mengalami efisiensi sehingga mereka harus berpikir menghemat operational cost," tutur Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com