SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, selama ini pemasukan negara yang bersumber dari penerapan tarif Tol Jembatan Suramadu tidak terlalu besar.
Hal tersebut yang menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pembebasan tarif.
"Kecil. Saya pikir triliunan, ternyata saya tanya ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kira-kira Rp 120 miliar," kata Presiden di atas Jembatan Suramadu, Sabtu (27/10/2018).
"APBN masih mampulah kalau segitu," imbuh dia.
Baca juga: Di Atas Truk, Presiden Resmi Bebaskan Tarif Jembatan Suramadu
Pendapatan yang diterima pemerintah dari pengoperasian jembatan sepanjang 5,4 kilometer ini terus turun dari tahun ke tahun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menuturkan, ketika jembatan ini beroperasi pada 2009, pendapatan tahunannya dapat mencapai Rp 200 miliar per tahun.
Saat itu pemerintah masih menerapkan sistem tarif dengan enam golongan. Golongan I Rp 30.000, Golongan II Rp 45.000, Golongan III Rp 60.000, Golongan IV Rp 75.000, Golongan V Rp 90.000 dan Golongan VI (sepeda motor) Rp 3.000.
Kemudian, pada 2015 pemerintah menghapus tarif untuk sepeda motor melalui Kepmen PUPR Nomor 321/KPTS/M/2015.
Pembebasan tersebut, disebut Herry, memberikan dampak yang cukup besar terhadap pemasukan pemerintah.
Baca juga: Jasa Marga Mengaku Tak Rugi, Meski Jembatan Suramadu Gratis
Setelah itu pada 2016, pemerintah kembali merevisi kebijakan dengan memangkas tarif seluruh golongan hingga 50 persen.
Pada gilirannya, hal ini turut memangkas pemasukan pemerintah dari tarif yang berlaku.
"Awalnya Rp 200-an (miliar), tapi setelah sepeda motor kita bebaskan berkurang sedikit, terus saat tarif turun 50 persen, (pendapatan) ikut turun 50 persen, tahun ini sekitar Rp 100-an miliar," ungkap Herry.
Baca juga: Setelah Gratis, Perawatan Tol Jembatan Suramadu Gunakan APBN
Adapun biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunannya mencapai Rp 5 triliun.
"Kalau tanya untung rugi tidak demikian. Karena jembatan tol ini dibangun untuk pengembangan wilayah, pengembangan Pulau Madura," ujarnya.
Sementara itu, AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan, dari sisi lalu lintas harian, jumlah pengguna jalan yang melintasi Jembatan Suramadu dari tahun ke tahun terus naik.
"Dulu awalnya 11.000-an, sekarang 19.000-an," kata Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.