Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Jokowi, Pendapatan Jembatan Suramadu Kecil

Kompas.com - 27/10/2018, 19:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, selama ini pemasukan negara yang bersumber dari penerapan tarif Tol Jembatan Suramadu tidak terlalu besar.

Hal tersebut yang menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pembebasan tarif.

"Kecil. Saya pikir triliunan, ternyata saya tanya ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kira-kira Rp 120 miliar," kata Presiden di atas Jembatan Suramadu, Sabtu (27/10/2018).

"APBN masih mampulah kalau segitu," imbuh dia.

Baca juga: Di Atas Truk, Presiden Resmi Bebaskan Tarif Jembatan Suramadu

Pendapatan yang diterima pemerintah dari pengoperasian jembatan sepanjang 5,4 kilometer ini terus turun dari tahun ke tahun.

Warga menyusuri Selat Madura saat air surut untuk mengumpulkan kerang di sekitar proyek Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) di kawasan Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/6). Jembatan Suramadu yang menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 triliun itu telah siap dioperasikan dengan membawa harapan baru terjadinya percepatan pembangunan di kawasan Madura.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI Warga menyusuri Selat Madura saat air surut untuk mengumpulkan kerang di sekitar proyek Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) di kawasan Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/6). Jembatan Suramadu yang menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 triliun itu telah siap dioperasikan dengan membawa harapan baru terjadinya percepatan pembangunan di kawasan Madura.
Namun, hal itu bukan disebabkan karena sepinya masyarakat yang melintasinya. Melainkan karena pemerintah sebelumnya telah memangkas tarif tol ini.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menuturkan, ketika jembatan ini beroperasi pada 2009, pendapatan tahunannya dapat mencapai Rp 200 miliar per tahun.

Saat itu pemerintah masih menerapkan sistem tarif dengan enam golongan. Golongan I Rp 30.000, Golongan II Rp 45.000, Golongan III Rp 60.000, Golongan IV Rp 75.000, Golongan V Rp 90.000 dan Golongan VI (sepeda motor) Rp 3.000.

Kemudian, pada 2015 pemerintah menghapus tarif untuk sepeda motor melalui Kepmen PUPR Nomor 321/KPTS/M/2015.

Pembebasan tersebut, disebut Herry, memberikan dampak yang cukup besar terhadap pemasukan pemerintah.

Baca juga: Jasa Marga Mengaku Tak Rugi, Meski Jembatan Suramadu Gratis

Setelah itu pada 2016, pemerintah kembali merevisi kebijakan dengan memangkas tarif seluruh golongan hingga 50 persen.

Pada gilirannya, hal ini turut memangkas pemasukan pemerintah dari tarif yang berlaku.

"Awalnya Rp 200-an (miliar), tapi setelah sepeda motor kita bebaskan berkurang sedikit, terus saat tarif turun 50 persen, (pendapatan) ikut turun 50 persen, tahun ini sekitar Rp 100-an miliar," ungkap Herry.

Sejumlah kendaraan melintasi Jalan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, akses utama menuju Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Selasa (3/3).  Beroperasinya Jembatan Suramadu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di kedua wilayah itu. RADITYA HELABUMI Sejumlah kendaraan melintasi Jalan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, akses utama menuju Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Selasa (3/3). Beroperasinya Jembatan Suramadu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di kedua wilayah itu.
Ia menambahkan, saat ini pemasukkan pemerintah dari pengoperasian jalan tol ini selama sembilan tahun terakhir baru mencapai Rp 1,5 triliun.

Baca juga: Setelah Gratis, Perawatan Tol Jembatan Suramadu Gunakan APBN

Adapun biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunannya mencapai Rp 5 triliun.

"Kalau tanya untung rugi tidak demikian. Karena jembatan tol ini dibangun untuk pengembangan wilayah, pengembangan Pulau Madura," ujarnya.

Sementara itu, AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk  Dwimawan Heru mengatakan, dari sisi lalu lintas harian, jumlah pengguna jalan yang melintasi Jembatan Suramadu dari tahun ke tahun terus naik.

"Dulu awalnya 11.000-an, sekarang 19.000-an," kata Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau