Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Marga Mengaku Tak Rugi, Meski Jembatan Suramadu Gratis

Kompas.com - 27/10/2018, 18:44 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk sejak 2009 telah memegang hak pengoperasian Tol Jembatan Suramadu.

Namun, dengan pembebasan tarif yang diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Sabtu (27/10/2018) sore, Jasa Marga tak lagi mengelola jembatan sepanjang 5,4 kilometer tersebut.

Direktur Utama Jasa Marga Dessy Aryani menuturkan, meski mengoperasikan, Jasa Marga bukanlah sebagai pihak yang membangun jembatan tersebut.

Seluruh pendanaan pembangunan jembatan yang menghubungkan wilayah Surabaya dan Madura itu didanai oleh APBN.

Baca juga: Di Atas Truk, Presiden Resmi Bebaskan Tarif Jembatan Suramadu

"Kami hanya mengoperasikan transaksinya, menjaga kelancaran lalu lintasnya, terus mendapat (pendapatan) jasa dari sana. Jadi bukan masuk ke Jasa Marga karena ini sepenuhnya anggaran APBN membangunnya," terang Dessy kepada Kompas.com, di Surabaya, Sabtu (27/10/2018).

Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada 2003 atau saat era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Membutuhkan waktu enam tahun, konstruksi jembatan ini menelan biaya sebesar Rp 5 triliun yang berasal dari pinjaman Pemerintah China.

Jembatan Suramadu pada petang hariKOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Jembatan Suramadu pada petang hari
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menuturkan, sejak beroperasi sampai saat ini, pengembalian investasi yang telah diterima negara baru sekitar Rp 1,5 triliun.

"Kalau tanya untung rugi tidak demikian. Karena jembatan tol ini dibangun untuk pengembangan wilayah, pengembangan Pulau Madura," ujarnya.

Setelah dibebaskan, biaya perawatan Jembatan Suramadu sepenuhnya akan ditanggung APBN.

Baca juga: Setelah Gratis, Perawatan Tol Jembatan Suramadu Gunakan APBN

Adapun biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk perawatan setiap tahunnya mencapai Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar.

Biaya tersebut dapat semakin besar seiring dengan pertambahan usia jembatan. Sehingga beberapa aspek membutuhkan penggantian material yang lebih baru guna menjaga ketangguhannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com