Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Tiga Bakal Calon Ketua Umum IAI

Kompas.com - 02/08/2018, 22:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan elektronik atau e-vote tahap pertama bakal calon ketua umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) telah dilaksanakan.

Dari pemilihan tersebut diketahui tiga nama muncul sebagai pemilik suara terbanyak yakni Ahmad Djuhara (454 suara), Bambang Eryudhawan (176 suara) dan Ahmad Saifudin Mutaqi (152 suara).

Tahap berikutnya akan dilakukan proses verifikasi sebagai calon ketua umum hingga 13 Agustus mendatang. Setelah itu, Panitia Pemilih (Panlih) Munas IAI akan menetapkan ketiganya sebagai calon ketua umum.

Baca juga: Bakal Calon Ketua Umum IAI Mengerucut Jadi Tiga Nama

Proses pemilihan sendiri dilakukan secara elektronik pada 19-21 September mendatang. Namun sebelumnya, ketiga kandidat akan melakukan kampanye selama sebulan pada 15 Agustus-15 September 2018.

Hasil pemilihan akan diumumkan saat pelaksanaan Munas IAI pada 22 September di Bandung, Jawa Barat.

Berikut profil ketiga calon ketua umum IAI:

Ahmad Djuharadok. IAI Ahmad Djuhara
1. Ahmad Djuhara

Pria kelahiran 22 November 1966 ini merupakan kandidat petahana.

Pengalaman organisasi Djuhara dimulai sejak masih mahasiswa dengan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Parahyangan.

Lulus pada 1991, ia mulai bekerja sebagai arsitek proyek di PT Pacific Adhika Internusa hingga tahun 1998.

Setelah itu ia sempat berpindah-pindah pekerjaan sebelum akhirnya mendirikan firma arsitek sendiri pada 2001.

Sebelum masuk di tingkat pusat, Djuhara pernah menduduki sejumlah posisi strategis di IAI Jakarta, seperti Ketua Badan Sistem Informasi Arsitektur (2000-2002), Ketua Badan Keprofesian (2003-2006), Ketua Pokja Tatanan Kerja Arsitek di Pemprov DKI (2005), dan Ketua IAI Jakarta (2006-2009).

Beberapa penghargaan juga pernah diraih seperti IAI Award – Citation Award (2002), Penghargaan III - Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681 (2005), dan Penghargaan Utama IAI Award 2008 untuk Rumah Baja Wisnu.

Di samping itu, ia juga pernah diminta untuk menjadi technical reviewer untuk sejumlah ajang penghargaan seperti PAM Awards 2011 Overseas - House at Kebayoran Baru dan Overseas - House at Pondok Indah.

Kemudian, Aga Khan Award for Architeture Cycle 2013 Museum of Handcraft Paper di Yunnan, China, serta Aga Khan Award for Architeture Cycle 2016 Hutong Children’s Library and Art Centre di Beijing, China.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau