Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Begitu Berambisi karena Kita Tertinggal"

Kompas.com - 22/07/2018, 16:04 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dimaksudkan agar bisa mengimbangi kemajuan dan persaingan dengan negara lain.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan hal itu ketika berbicara dalam diskusi tentang pembangunan transportasi dan infrastruktur di Indonesia.

“Kita ingin buat infrastruktur yang bagus. Itu tidak langsung memberi uang kepada kita, tapi menjadi sarana untuk maju dan berkompetisi secara internasional,” kata Budi, Sabtu (21/7/2018) di Jakarta.

Baca juga: Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Siap Beroperasi

Dia mengungkapkan bahwa infrastruktur transportasi di Indonesia sudah ketinggalan dengan negara tetangga.

Itulah yang membuat Presiden Joko Widodo meminta dirinya dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk mengejar ketertinggalan itu.

“Ada ketinggalan di Indonesia, kami berdua diminta untuk mengejar ketertinggalan. Pak Basuki bangun jalan tol, embung, dan lain-lain. Saya bangun bandara, LRT, dan sebagainya. Kita begitu berambisi karena memang kita tertinggal,” ucap Budi.

Dia mencontohkan ketertinggalan infrastruktur di Indonesia dibanding Singapura, misalnya dalam hal pembangunan bandara.

“Kita diejek sama orang ketinggalan dengan Singapura. Bandara Changi itu terkoneksi dengan 100 bandara di dunia, sedangkan Indonesia cuma dengan 30 bandara. Bagaimana mungkin kita bisa bersaing,” imbuhnya.

Selain itu, ketertinggalan infrastruktur di Indonesia juga dirasakan dalam hal penampungan peti kemas.

“Pelabuhan Singapura kapasitasnya setahun 30 juta TEUs (satuan penghitungan peti kemas), Tanjung Priok cuma 7 juta TEUs. Ini fakta. Jadi bagaimana agar bandara dan pelabuhan kita sama baiknya dengan Singapura,” tuntas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau