JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di DKI Jakarta mengalami peningkatan dari 8,74 persen pada kuartal II-2017 menjadi 11,63 persen pada kuartal III-2017. Peningkatan ini terjadi di seluruh kelompok KPR.
"Peningkatan pertumbuhan KPR terkait dengan mulai gencarnya pengembang memberikan insentif-insentif pada konsumen," ujar Chief Economist PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, Winang Budoyo saat paparan acara Developer Gathering Unit Usaha Syariah BTN di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Baca juga : BTN Mulai Salurkan KPR FLPP Pertengahan 2018
Kredit Konsumsi Rumah Tangga di DKI Jakarta pada kuartal III-2017 juga meningkat. Hal ini terutama didorong oleh pertumbuhan KPR dari 1,47 persen secara tahunan pada kuartal II-2017 menjadi 3,83 persen secara tahunan pada kuartal III-2017.
Dari segi pertumbuhan ekonomi, DKI Jakarta mencatatkan angka 6,29 persen secara tahunan pada kuartal III-2017.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 5,96 persen secara tahunan. Di kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selalu yang tertinggi.
Meski demikian, pertumbuhan KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) di DKI Jakarta merupakan yang terkecil di Pulau Jawa pada Oktober 2017.
Sebagai contoh, Jawa Barat mencatatkan pertumbuhan KPR tertinggi sebesar 18,2 persen secara tahunan dengan rasio NPL 2,8 persen.
Selain itu, pertumbuhan KPR Banten dan Jawa Timur masing-masing tercatat sebesar 13,8 persen dan 11,6 persen dengan rasio NPL 1,6 persen dan 2,1 persen.
Selanjutnya, KPR di Yogyakarta dan Jawa Tengah tumbuh sebesar 10,5 persen dan 7,8 persen dengan rasio NPL sebesar 1,9 persen dan 2,4 persen.
Sementara itu, untuk pertumbuhan KPA, Banten tertinggi sebesar 53,1 persen dengan rasion NP 1,4 persen.
Menyusul Yogyakarta di bawahnya dengan catatan pertumbuhan 26,3 persen dan rasio NPL 1,6 persen.
Adapun KPA di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mampu tumbuh sebesar 24,9 persen, 17,7 persen dan 13 persen.
Masing-masing mencatat NPL cukup tinggi yaitu 2,4 persen, 2,7 persen, dan 2,8 persen.
"Rasio kredit bermasalah (NPL) dari semua Kredit Konsumsi Rumah Tangga perlu diwaspadai dengan rasio NPL dari KPR yang mempunyai peningkatan yang terbesar, yaitu dari 2,38 persen pada kuartal II-2017 menjadi 2,42 persen pada kuartal III-2017," tutur Winang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.