Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Tangerang Selatan Didominasi PBB dan BPHTB

Kompas.com - 17/02/2018, 19:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BINTARO, KOMPAS.com - Keterbatasan lahan menjadi tantangan utama bagi developer dalam mengembangkan kawasan hunian. Tak hanya di Jakarta, persoalan yang sama juga dihadapi daerah lain di sekitarnya.

Seperti di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Tak mengherankan jika saat ini, hunian vertikal cukup menjamur di kawasan yang dipimpin oleh Airin Rachmi Diany itu.

Baca juga : Bukan Incaran, Harga Apartemen di Bintaro Harusnya Lebih Miring

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, memang menjadi lokasi alternatif tempat tinggal bagi mereka yang bekerja di pusat kota, selain Bekasi, Bogor, dan Depok.

"Jumlah penduduk di Tangerang Selatan itu ada sekitar 1,6 juta jiwa, dengan luas area 147,19 kilometer persegi," kata Airin saat ground breaking Bintaro Mansion, Sabtu (17/2/2018).

Baca juga : 70 Persen Kasus Kebakaran Gedung di Jakarta Dipicu Korsleting Listrik

Ia mengaku, dalam beberapa waktu terakhir kerap mendorong pengembang yang ingin menanamkan investasi di Tangerang Selatan untuk membangun hunian jangkung.

Di samping dapat menampung jumlah orang lebih banyak, pemasukkan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang bersumber dari sektor hunian, cukup mendominasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tangerang Selatan.

"PAD kami terbesar dari PBB dan BPHTB. Saya jadi walikota tahun 2011 hanya Rp 200 miliar, sekarang sudah Rp 1,3 triliun. Semua PAD kami dari PBB dan BPHTB," kata Airin.

Airin pun berharap pengembangan apartemen dapat lebih masif di sekitar kawasan Bintaro secara khusus, dan Tangerang Selatan secara umum.

"Untuk perumahan memang dibutuhkan dan kami mendorong untuk hunian vertikal. Karena keterbatasan lahan itu tadi," tutup Airin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com