Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Jitu agar Konsumen yang Beli Properti Tak Tertipu

Kompas.com - 31/10/2017, 16:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SYDNEY, KompasProperti - Teliti sebelum membeli adalah ujaran yang terus relevan hingga kini. Termasuk dalam membeli properti, terutama hunian baik itu rumah ataupun apartemen.

Tak jarang, karena tidak teliti, seringkali konsumen dirugikan. Bahkan, ada kasus rumah dan apartemen yang sudah dibeli tak kunjung terbangun karena pengembangnya kabur entah ke mana.

Baca juga : Waspadai Pengembang Nakal Berkedok Program Rumah Murah  

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, kasus terkait properti terus ada dari tahun ke tahun. Basis kasus ini apalagi kalau bukan berdasarkan pengaduan konsumen.

Sepanjang tahun 2016, YLKI mencatat pengaduan konsumen di bidang properti menempati posisi kedua paling banyak yakni 123 kasus.

Pengaduan bidang properti ini hanya kalah dari pengaduan layanan jasa keuangan yang mencapai 249 aduan.

Baca juga : Dinas Perumahan Memihak Pengembang, Sengketa Properti Terus Meningkat

Sementara tahun 2015, pengaduan di sektor properti malah lebih banyak yakni mencapai 160 kasus.

Mayoritas pengaduan properti karena bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, keterlambatan serah terima kunci, dan pekerjaan pembangunan yang terlambat.

Nah, terkait hal ini, Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Development Crown Group Iwan Sunito berbagi pengalaman dan tips memilih rumah atau apartemen agar tidak menyesal di  kemudian hari.

Baca juga : Jawab Tudingan Wanprestasi, Margahayu Land Jamin The Kencana Beroperasi Februari

Menurut Iwan, yang paling penting dan terutama adalah reputasi dan rekam jejak pengembang.

"Pilihlah proyek rumah atau apartemen yang dibangun oleh pengembang bonafid dengan track record bagus," kata Iwan kepada KompasProperti, Kamis (26/10/2017).

Rekam jejak pengembang, lanjut dia, sangat penting karena sebagai gambaran seberapa sanggup mereka membangun properti yang sedang dipasarkan.

"Lihat juga kemampuan finansialnya, dan kemampuan mengerjakan proyeknya. Apakah bagus atau enggak," tambah Iwan.

Kedua, kualitas desain, pekerjaan konstruksi, dan material bangunan rumah atau apartemen yang akan dibeli.

Faktor kedua ini penting mengingat bangunan fisik akan ditempati seumur hidup (jika pembeli merupakan konsumen rumah pertama).

Ketiga lokasi. Pertimbangan lokasi juga tak kalah penting. Apakah rumah atau apartemen yang dibeli berada dekat dengan tempat kerja, aksesibilitas tinggi, atau bahkan terintegrasi dengan transportasi publik.

"Bagi anak muda atau keluarga muda, lokasi rumah dan apartemen harus terintegrasi dengan transportasi publik dan dekat tempat kerja. Ini untuk menciptakan gentrifikasi," kata Iwan.

Hal berikutnya adalah lingkungan sekitar yang dapat mendongkrak nilai investasi. Kondisi lingkungan tak kalah penting, agar suatu saat nanti properti yang dibeli bisa dimanfaatkan sebagai instrumen investasi.

"Harga sewa bergantung pada seberapa lengkap fasilitas di sekeliling rumah atau apartemen kita. Semakin lengkap dan global, akan bagus sehingga berpotensi meningkatkan nilai investasi," tuntas Iwan.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau