Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seoullo 7017", Model Jalur Pedestrian Humanis Masa Kini

Kompas.com - 18/10/2017, 11:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mempublikasikan riset, pada 2014 lalu, sebanyak 54 persen penduduk dunia tinggal di kawasan perkotaan. Persentase tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 66 persen pada 2050.

Besarnya jumlah penduduk memunculkan beragam tantangan, entah kemacetan, kemiskinan, kebutuhan rumah, dan lain sebagainya.

Tak kalah krusial, sesungguhnya ada kebutuhan lain dari suatu kota yaitu hadirnya jalur pejalan kaki (pedestrian) yang layak. Kebutuhan akan aspek tersebut acap kali terabaikan oleh pemerintahan suatu kota.

Orientasinya terkadang lebih condong kepada kendaraan sebagai tulang punggung mobilitas. Padahal, dengan hadirnya jalur bagi pejalan kaki maupun pesepeda dapat membuat suatu kota lebih humanis dan terpenting adalah mengurangi polusi udara.

Menyadari tuntutan masa depan tersebut, dewasa ini mulai berkobar konsep bernama walkable urbanism. Secara sederhana, alih-alih terus membangun jalan lebar untuk lalu lintas kendaraan, suatu kota juga mesti ramah pejalan kaki. Ini menjadi suatu standar global baru untuk pembangunan perkotaan.

Perencana kota dari berbagai wilayah, misalnya Kopenhagen, London, Paris, atau Barcelona mulai memprioritaskan pejalan kaki, dan terus mengembangkan berbagai gagasan tentang bagaimana membuat kota yang lebih walkable.

Kota Seoul di Korea Selatan juga sejalan dengan gagasan walkable urbanism. Sebagai ibu kota negara, Seoul mengembangkan dan menerapkan kebijakan untuk menciptakan pedestrian lebih masif.

Upaya teranyar yang dilakukan pemerintah Seoul adalah menciptakan Seoullo 7017, sebuah jalur khusus pejalan kaki sepanjang 1.024 meter yang dibuat melayang.

Diresmikan pada Mei lalu, Seoullo 7017 dulunya adalah jalan layang kendaraan untuk kurun waktu 45 tahun. Kawasan tersebut lama terisolasi seperti sebuah pulau, dikelilingi jalan untuk mobil.

Seoullo 7017 pada malam hariSeoul Metropolitan Government Seoullo 7017 pada malam hari
Meskipun terletak di pusat kota Seoul, lokasi sebelum berdirinya Seoullo 7017 ini relatif terbelakang dibandingkan daerah lain seperti Gwanghwamun, Yongsan, dan Mapo.

Penduduk setempat mengalami ketidaknyamanan akibat kurang baiknya lingkungan perumahan dan kondisi infrastruktur yang tak memadai.

Dibandingkan membongkar jalan layang, pemerintah Seoul justru “menyulapnya” menjadi jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman.

Saat ini, Seoullo 7017 juga berperan menghubungkan tempat-tempat wisata terdekat seperti Gerbang Sungnyemun, Myeong-dong, dan Pasar Namdaemun.

Saat ini, rata-rata 40.000 orang menyusuri jalan itu setiap harinya. Kedekatan lokasi Seoullo 7017 dengan stasiun Seoul menjadi keuntungan tersendiri, yang mana diperkirakan terdapat pergerakan 390.000 komuter di sekitar area itu.

Sementara itu, "7017" pada nama Seoullo 7017 adalah gabungan dari "1970” sebagai tahun jembatan layang dibangun dan "2017” sebagai tahun kelahiran kembali sebagai jalur pejalan kaki. Angka ini juga mengacu pada 17 jalur yang terhubung dan tinggi jalan layang tersebut, yaitu 17 meter.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau