KompasProperti - Mencermati data-data angka ekspor dan impor dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah bagian paling menarik saat memperbincangkan Cikarang. Pasalnya, sejak ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi sebagai kawasan industri pada sekitar 1980-an, wajah Cikarang sangat berubah drastis.
Hingga saat ini, Kota Cikarang yang menjadi bagian dari Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, mempunyai lima kecamatan, yakni Cikarang Pusat, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Cikarang Timur, dan Cikarang Selatan. Cikarang disebut-sebut sebagai pusat kegiatan ekonomi Kabupaten Bekasi.
Sementara itu, para pelaku usaha, termasuk di bidang properti, punya istilah tersendiri untuk wilayah yang tengah berkembang, bahkan dari semula dinilai tak layak investasi. Istilah itu adalah sunrise atau matahari terbit dan sebaliknya sunset atau matahari terbenam.
Kini, pelaku usaha menilai Kota Cikarang sudah menjelma menjadi tempatnya matahari terbit. Pasalnya, jumlah industri yang masuk ke kawasan itu kian bertambah.
Cikarang memiliki tujuh kawasan industri raksasa, yakni Jababeka, Bekasi Fajar, Delta Silicon, Kota Delta Mas, MM2100, EJIP, serta BIIE (Hyundai). Tidak jauh dari kabupaten tersebut, Kabupaten Karawang juga menampung enam kawasan industri, antara lain Suryacipta KIIC, Kujang Industrial Estate, KI Mitrakrawang, dan Kota Bukit Indah.
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.
Kontribusi
Basis ekonomi Cikarang semakin menguat karena memiliki 4.000 perusahaan multinasional dari 35 negara. Dari jumlah itu, total pekerja asing yang bekerja di situ ada sekitar 20.000 orang. Tidak heran, Cikarang bisa berkontribusi rerata hingga 30 persen ekspor nasional.
Sementara, itu, catatan dari laman
bps.go.id menunjukkan nilai ekspor Indonesia Mei 2017 mencapai 14,29 miliar dollar AS atau meningkat 7,62 persen dibanding ekspor April 2017. Jika dibandingkan Mei 2016, angka ini meningkat 24,08 persen.
Lantas, ekspor nonmigas Mei 2017 mencapai 13,02 miliar dollar AS atau naik 6,37 persen dibanding April 2017, sedangkan jika dibanding dengan ekspor Mei 2016, naik 23,34 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2017 hingga Mei 2017 mencapai 68,26 miliar dollar AS atau meningkat 19,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai 61,98 miliar dollar AS atau meningkat 20,10 persen.
Selanjutnya, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Mei 2017 terhadap April 2017 terjadi pada mesin-mesin pesawat mekanik sebesar 178,2 juta dollar AS (43,81 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 115,9 juta dollar AS (6,47 persen).
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.
Berikutnya, menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2017 hingga Mei 2017 naik 16,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 28,54 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 45,46 persen.
Ekspor nonmigas Mei 2017 terbesar adalah ke Amerika Serikat, yaitu 1,53 miliar dollar AS, disusul ke China 1,51 miliar dollar AS dan India 1,28 miliar dollar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,14 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,39 miliar dollar AS.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2017 hingga Mei 2017 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 11,68 miliar dollar AS (17,11 persen), diikuti Jawa Timur 7,52 miliar dollar AS (11,02 persen), dan Kalimantan Timur 7,13 miliar dollar AS (10,45 persen).
Menilik angka-angka di atas, potensi peningkatan ekonomi di Cikarang bisa diibaratkan membuat matahari kian benderang sinarnya. Salah satu yang bakal menjadi bagian dari peningkatan itu adalah pengembangan kota baru Meikarta.
Megaproyek dari Lippo Group senilai Rp 278 triliun adalah harapan baru bagi Cikarang dan bahkan sekitarnya. Kota mandiri yang digadang-gadang menjadi
Jakarta baru.