KARAWANG, KOMPAS.com - Karawang memang belumlah sebeken Serpong, atau kawasan lainnya macam Bekasi, dan Cikarang.
Namun, kabupaten seluas 1.652 kilometer persegi dengan jumlah populasi 2,28 juta jiwa (2014) itu, kini semakin dilirik pengembang dan investor properti.
Hal ini dimungkinkan karena di Karawang sektor industrinya terus tumbuh yang ditandai pendirian pabrik-pabrik baru oleh perusahaan domestik dan multinasional di kawasan-kawasan industri.
Saat ini, menurut data Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) setidaknya terdapat sembilan kawasan industri besar yakni Karawang International Industrial City (KIIC), Bukit Indah City, Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang Jabar Industrial Estate, Podomoro Industrial Park, Kawasan Industri Kujang, Karawang Industri Mitrakarawang, GT Tech Park Karawang, dan Artha Industrial Hill.
Mereka mempekerjakan ribuan karyawan dan ekspatriat yang pada gilirannya mendongkrak kebutuhan akan hunian dan juga komersial.
Menurut Director of Economics and Planning Design+Planning PT Aecom Indonesia, Utami Prastiana, pengembangan hunian secara masif mulai terjadi sejak 2010. Dua tahun kemudian permintaan dan penjualan meroket tajam.
"Di koridor timur ini banyak infrastruktur baru yang dibangun, misalnya Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), kemudan sekarang ada Tol Cikopo-Palimanan (Cipali)," kata Utami.
Berkat adanya infrastruktur ini, pasar perumahan terus meningkat yang kemudian diikuti sektor ritel. Selain itu, pasar industri yang terus tumbuh juga memicu menjamurnya hotel-hotel baru. Hal ini, terutama terjadi dalam kurun 2014-2015.
Adapun pemain-pemain besar yang selama ini menguasai bisnis properti di Jakarta, mulai tergerak untuk mengubah orientasi ekspansinya ke Karawang.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) contohnya. Mereka baru saja melansir Summarecon Emerald Karawang seluas 28 hektar. Tak sampai hitungan hari, sejumlah 453 unit rumah di klaster perdananya ludes terserap.
Sebelumnya, Karawang menerima ekspansi PT Agung Podomoro Land Tbk (Tbk) pada tahun 2014. APLN mengakuisisi Grand Taruma Karawang, dan sukses menjual rumah dengan harga miliaran Rupiah.
Dalam waktu bersamaan, mereka juga mengembaangkan Podomoro Industrial Park seluas 500 hektar.
APLN merupakan raja apartemen di Jakarta dengan jumlah pengembangan mencapai tak kurang dari 9 proyek.
Menurut riset Colliers International Indonesia, APLN menguasai 52 persen dari total 171.000 unit apartemen yang ada di Jakarta sepanjang 2015.