KARAWANG, KOMPAS.com - Kehadiran pengembang-pengembang properti macam PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Perum Perumnas, PT Wijaya Karya (persero) Tbk, memicu terkereknya harga lahan di Karawang sebesar 100 persen.
Jika tahun 2014 lalu, harga lahan di beberapa lokasi perumahan strategis (boulevard utama) dan dekat pintu tol masih berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per meter persegi, kini sudah menyentuh angka Rp 8 juta sampai Rp 9 juta per meter persegi.
Sementara harga lahan industrinya, dalam catatan Colliers International Indonesia, bertengger di angka 150 dollar AS-180 dollar AS.
CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, mengatakan Kabupaten yang berada di koridor timur tersebut, kata Hendra merupakan salah satu konsentrasi industri yang sedang “naik daun” dan mengakomodasi beberapa manufaktur asing.
Tercatat Toyota, Sharp, L'Oreal, Yamaha, Horiguchi Engineering Indonesia, Fujita, Hagihara, Dai-Ichi, dan lain-lain.
Kawasan ini juga mempunyai komunitas ekspatriat Jepang dan cadangan lahannya masih luas. Karena itu, prospek ke depan adalah menjadi kawasan industri besar, meyaingi Bekasi dengan Cikarangnya.
Selain itu, prospektif Karawang untuk pengembangan perumahan, apartemen servis, kondominium serta ritel untuk memfasilitasi ekspatriat yang bekerja di kawasan ini juga terbuka lebar.
Untuk perumahan, APLN saat ini sedang mengembangkan Grand Taruma Karawang dengan harga aktual Rp 1,2 miliar untuk tipe 69/126, dan Rp 3,7 miliar untuk tipe 235/300.
Sedangkan SMRA baru saja melansir klaster perdana Advina Home di Summarecon Emerald Karawang dengan harga Rp 690 juta untuk tipe dua kamar tidur dalam bangunan dua lantai, dan Rp 1,4 miliar untuk tipe tiga kamar tidur juga dengan bangunan dua lantai.
"Tak mengherankan kawasan ini cepat melejit. Meski harga lahannya masih lebih murah ketimbang Bekasi dan Cikarang, namun terbuka untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," kata Hendra.
Posisi Karawang diuntungkan karena bakal terkoneksi jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah juga merencanakan Karawang Wetan, atau Cilamaya, sebagai pelabuhan laut masa depan untuk mengakomodasi logistik kota Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Karawang Makin Digoyang Pengembang Raksasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.