JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring masih lesunya bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang tak kunjung melesat, raksasa properti, Ciputra Group, akan fokus pada pengembangan properti kelas menengah ke bawah.
Hal ini juga didasari "mati suri"-nya kelas atas dan mewah yang sama sekali tidak menunjukkan geliat sejak kuartal I-2016 hingga Juni ini.
Karena itu, melalui dua tentakel utamanya yakni PT Ciputra Property Tbk (CTRP) dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRP), akan mengembangkan properti dengan harga di bawah Rp 1 miliar per unit.
Direktur CTRP Artadinata Djangkar memastikan, September tahun ini akan mulai tes pasar untuk apartemen dengan harga Rp 35 juta per meter persegi di koridor Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Kami akan menawarkan unit-unit apartemen mulai tipe 27 meter persegi dengan harga Rp 800 juta," ungkap Arta kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2016).
Apartemen berbentuk T ini dirancang sebanyak 607 unit dalam pengembangan Ciputra World 2 Extension seluas total 2 hektar.
Adapun gross development value-nya diproyeksikan sebesar Rp 1,4 triliun.
Kendati mulai mengubah orientasi segmen pasar, Arta optimistis, CTRP bisa meraup margin minimal 20 persen.
"Itu angka minimum. Karena lokasinya strategis, pertumbuhan harga akan lebih cepat dan lebih tinggi lagi," sebutnya.
Untuk sektor perkantoran, CTRP akan melansir menara perkantoran kedua di area pengembangan Ciputra International di Jakarta Barat.
Dengan salebale gross area (SGA) seluas 20.000 meter persegi, CTRP sudah mendapat komitmen dari pembeli seluas 60 persen dengan nilai Rp 220 miliar.
Seluas 40 persen sisanya dipasarkan dengan angka Rp 36 juta per meter persegi.
Sementara CTRS bakal berkongsi dengan Multivision Group dan Gamaland Group membangun hunian terpadu untuk kalangan menengah ke bawah di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Di atas lahan seluas 13,5 hektar, mereka merancang apartemen dengan harga serentang Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per meter persegi.
CTRS akan membangun 16.000 unit apartemen. Sebanyak 20 persen atau 3.200 di antaranya diperuntukan bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Kami menyasar karyawan atau pekerja industri di sekitar Pulo Gadung, dan sekitarnya hingga ke Bekasi. Meski untuk kelas menengah ke bawah, margin tetap harus ada," ungkap Direktur CTRS Nanik J Santoso.
Selain proyek kolaboratif tersebut, CTRS juga akan menambah portofolionya dengan membangun hunian seluas CitraLand Talasa seluas 72 hektar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Direktur Utama CTRS Harun Hajadi menuturkan positioning proyek ini berada di tengah-tengah, yakni di bawah CitraLand City Losari, dan di atas proyek dari Sub Holding I.
"Harganya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Ini untuk kelas menengah," sebut Harun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.