Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacu Pendapatan Berulang, PPRO Bangun 3 Mal dan 1 Hotel

Kompas.com - 01/06/2016, 20:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang pelat merah, PT PP Properti Tbk (PPR) akan memacu pendapatan berulang (recurring income) menjadi 12 persen dari sebelumnya hanya 5 persen.

Selama ini, pendapatan berulang PPRO berasal dari kontribusi The Park Hotel Jakarta, The Park Hotel Bandung, dan satu mal di Surabaya.

Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan, untuk mendukung pertumbuhan target pendapatan berulang tersebut, perseroan akan membangun tiga pusat belanja sekaligus dan satu hotel tahun ini hingga tiga tahun ke depan.

"Ketiga mal yang akan dioperasikan perseroan berlokasi di Grand Kamala Lagoon, Kalimalang, Bekasi, serta Grand Sungkono Lagoon dan Grand Dharmahusada Lagoon di Surabaya serta Park Hotel Lombok," ungkap Taufik, di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Direktur Komersial dan Hospitalitas PPRO Sinurlinda Gustina menambahkan, nilai investasi untuk ketiga mal tersebut senilai Rp 530 miliar.

Masing-masing, Grand Kamala Lagoon sekitar Rp 130 miliar, mal Grand Sungkono Lagoon dan mal Dharmahusada Lagoon masing-masing sekitar Rp 200 miliar.

"Sementara nilai investasi untuk The Park Lombok sekitar Rp 100 miliar," kata Sinurlinda.

Sebelumnya diberitakan perseroan berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar guna membiayai belanja modal tahun 2016 yang akan dipakai untuk melanjutkan ekspansi proyek-proyek milik perseroan.

Direktur Keuangan PPRO Indaryanto menjelaskan, obligasi ini dibagi menjadi dua tenor. Tenor A untuk tiga tahun senilai Rp 300 miliar dengan bunga 9 persen hingga 9,5 persen.

Sementara Tenor B untuk lima tahun dengan bunga 9,75 persen sampai 10,25 persen, juga dengan nilai Rp 300 miliar.

"Penerbitan obligasi ini direncakan pada akhir Juni 2016 sekitar tanggal 25 atau 27," ujar Indaryanto.

Dia menurutkan, penggunaan dana obligasi yang terkumpul nantinya akan digunakan sebagai modal kerja sebesar 15 persen, porsi yang sama untuk pengembangan aset recurring, dan 70 persen untuk memperkuat struktur permodalan.

"Termasuk di dalamnya investasi pengadaan lahan. Konstruksi pusat belanja sebagai aset recurring potensial akan menggunakan pendanaan jangka panjang juga," sebut Indaryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com