Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti Komersial di Makassar Makin Menggeliat

Kompas.com - 20/02/2015, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kota Makassar mencatat kinerja positif di semua sub-sektor properti komersial, mulai sub-sektor apartemen strata (kondominium), pusat belanja sewa, perkantoran, hingga hotel.

Menurut survei Bank Indonesia (BI) atas Indeks Pertumbuhan Properti Komersial kuartal IV 2014, ibu kota Sulawesi Selatan tersebut memperlihatkan indikator pertumbuhan di semua segmen; pasokan, harga, dan tingkat hunian.

Di segmen ritel atau pusat belanja sewa, pertumbuhan tingkat huniannya mencapai sebesar 2 persen.

"Naiknya tingkat hunian pusat belanja sewa tersebut disebabkan beberapa peritel (tenan) baru, masuk ke Mayofield Mall. Sehingga memengaruhi konfigurasi tingkat hunian pusat belanja secara umum," tulis BI.

Hal ini menstimulasi pertumbuhan harga sewa sekitar 0,74 persen menjadi rerata Rp 390.750 per meter persegi per bulan. Sementara pasokan yang masuk pasar tercatat sebanyak 285.800 meter persegi. 

Di segmen perkantoran, pasokan menjadi sebanyak 48.001 meter persegi dengan tingkat hunian merangkak naik 1,19 persen menjadi rerata 84,80 persen. Hal ini memicu lonjakan tarif sewa sebesar 2,56 persen menjadi Rp 152.000 per meter persegi per bulan.

Sedangkan di segmen perhotelan, pasar Makassar dipenuhi 2.919 kamar baru atau tumbuh 3,29 persen lebih tinggi ketimbang kuartal III 2014 yang mencapai 2.827 kamar.

"Tingkat hunian perhotelan juga beranjak naik menjadi rerata 79,30 persen atau lebih tinggi 1,39 persen dari pencapaian kuartal sebelumnya. Demikian halnya dengan tarif kamar yang menembus angka rerata Rp 817.741 per malam atau tumbuh 0,37 persen," tandas BI.

Masuknya Royal Apartment Tower C, menambah pasokan segmen apartemen di Makassar menjadi total sebanyak 2.532 unit atau melesat 5,85 persen.

"Pertumbuhan diiringi dengan meningkatnya penjualan sebesar 27,08 persen menjadi rerata 89,63 persen terutama pada proyek yang sedang dalam tahap konstruksi," pungkas BI.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau