Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Kuasai Pembelian Apartemen di Makassar

Kompas.com - 12/07/2014, 10:57 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Apartemen memang masih belum menjadi kebutuhan untuk warga Makassar, Sulawesi Selatan. Namun, pasar untuk properti jenis ini sudah mulai terbentuk, yakni mereka yang ingin memiliki gaya hidup berbeda; praktis, efisien, dan di pusat kota.

Tak heran, apartemen-apartemen yang kini sedang dipasarkan dan dikembangkan di kota ini dikuasai oleh pembeli dengan motif investasi. Mereka membeli dengan cara tunai keras, bertahap, atau memanfaatkan fasilitas Kredit Pemilikan Properti (KPP) 2.

Menurut Deputy Project Manager Vidaview Apartments, Kris Suyanto, dari total 95 persen menara pertama sebanyak 670 unit dan 50 persen menara kedua 660 unit yang terserap pasar, separuh di antaranya dibeli investor.

"Mereka membeli secara tunai melalui cicilan 12 kali kepada pengembang sebanyak 25 persen, dan memanfaatkan KPP 2 sebanyak 60 persen. Sedangkan yang menggunakan KPP 1 sebesar 15 persen," jelas Kris kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2014).

Kris menambahkan, KPP 2 banyak dipilih karena warga Makassar punya banyak portofolio bisnis yang harus mereka pertahankan dan kembangkan. Sebut saja emas, dan perdagangan komoditas hasil bumi.

"Mereka membagi-bagi pengeluarannya untuk ekspansi bisnis. Nah, apartemen merupakan instrumen investasi baru bagi mereka. Sehingga dipilihlah KPP 2," ujar Kris.

Sekadar informasi, sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013, uang muka yang harus dibayar untuk KPP 1 tipe 70 meter persegi ke atas sebesar 30 persen, dan KPP 2 40 persen. Sementara itu, untuk tipe 22-70 meter persegi, 20 persen untuk KPP 1 dan 30 persen untuk KPP 2.

Dana developer

Terkait SEBI, lanjut Kris, dalam mengembangkan Vidaview pihaknya sejauh ini mengalokasikan dana Rp 200 miliar dari total kebutuhan Rp 750 miliar untuk tiga menara.

"Seluruh dana tersebut berasal sebagian besar dari kas internal dan hasil penjualan. SEBI ini menimbulkan risiko yang harus ditanggung pengembang di satu sisi, di sisi lainnya, hanya pengembang dengan konstruksi finansial kuat yang mampu bertahan," ujarnya.

Terlebih di Makassar, kata dia, pembeli atau investor tidak akan mengeluarkan uangnya begitu saja jika apartemennya belum menampakkan kemajuan pembangunan fisik. Selain itu, reputasi pengembang juga sangat mereka perhatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau