Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Tunggu Kelanjutan Pembangunan "Mamminasata"

Kompas.com - 11/07/2014, 13:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ciputra Group sangat mengharapkan kelanjutan pembangunan kawasan metropolitan yang mengintegrasikan Makassar, Maros, Sungguminasa, Gowa, dan Takalar atau Mamminasata. Dalam perkembangan aktual, pertumbuhan kawasan ini terhitung pesat. Hanya, hal tersebut tidak disertai pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi yang memadai.

"Jika saja pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi dilanjutkan dan dikerjakan di seluruh titik utama dan strategis, maka pertumbuhannya akan lebih pesat lagi. Pasalnya pembangunan infrastruktur dan jaringan transportasi merupakan kunci sebuah kawasan menjadi lebih terbuka dan mengundang banyak investor," papar Head of Region III Ciputra Group, Barawidjaja kepada Kompas.com, Kamis (10/7/2014).

Di Gowa, misalnya, yang sudah relatif "tersentuh" pembangunan infrastruktur telah memikat Ciputra Group untuk mengembangkan perumahan skala kota, yakni CitraGrand Galesong City. Kota mandiri ini merupakan hasil aliansi strategis Ciputra Group, dan Galesong Group. Di atas 500 hektar, keduanya membangun perumahan lengkap dengan fasilitas komersial dalam area central business district seluas 200 hektar.

Sementara itu, di Maros kehadiran Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin menjadi daya tarik. Hal tersebut semakin menggoda investor guna mengembangkan hal serupa, khususnya properti jenis perhotelan, pergudangan untuk bisnis logistik (business park), dan juga hunian.

Ketua DPD REI Sulawesi Selatan, Raymond Arfandy, mengatakan konsep metropolitan Mamminasata  dapat menstimulasi pertumbuhan properti. Terlebih disertai pembangunan infrastruktur Trans Makassar-Gowa-Maros, akan semakin memobilisasi dan memudahkan kegiatan bisnis dan perekonomian.

"Jika Mamminasata terintegrasi melalui koneksi infrastruktur, maka pertumbuhan properti di kawasan ini akan semakin pesat. Tahun lalu saja sekitar 20 persen per tahun. Kebutuhan tinggi, namun pasokan terbatas. Kami memprediksi tahun ini dan tahun mendatang akan sebesar 20 persen hingga 25 persen," ujar Arfandy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau