Sebelumnya, anggota DPD REI Bengkulu hanya sanggup membangun sekitar 800 unit, atau turun dari pencapaian tahun 2013 sebanyak 1.200 unit.
Ketua DPD REI Bengkulu, Guntur Alam, mengungkapkan target asosiasi pengembang yang dipimpinnya kepada Kompas.com, Selasa (6/1/2015).
"Kami berani meningkatkan target pembangunan rumah karena dimotivasi oleh membaiknya pasar properti. Permintaan meningkat, terutama untuk perumahan bersubsidi. Ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mengembalikan anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sehingga pasar bergairah kembali," tutur Guntur.
Dia menambahkan, tahun lalu, permintaan rumah subsidi dan komersial merosot drastis dibanding tahun 2013. Menurut Guntur, turunnya harga crude palm oil (kelapa sawit), dan karet ikut menggerus daya cicil kalangan masyarakat berpendapatan rendah (MBR).
Sementara kebijakan loan to value (rasio pinjaman terhadap nilai aset) yang diberlakukan Bank Indonesia, mereduksi daya beli kalangan masyarakat menengah, dan menengah atas.
"Sekarang kami optimistis, target tersebut dapat tercapai, karena harga kelapa sawit dan karet kembali membaik, sehingga pekerja dan buruh punya daya cicil yang baik," ujar Guntur.
Seperti yang ditetapkan pemerintah, harga rumah subsidi di Bengkulu saat ini Rp 105 juta untuk tipe 21/60. Sementara harga rumah komersial yang paling diincar konsumen serentang Rp 250 juta hingga Rp 480 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.