Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moratorium Hotel di Yogyakarta Tak Efektif

Kompas.com - 07/07/2014, 06:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Moratorium pembangunan hotel di kota Yogyakarta sejak Desember 2013 lalu dianggap tidak efektif. Pembangunan hotel-hotel baru tahun ini justru semakin intensif.

Akibatnya, perang tarif tak terelakkan terjadi di beberapa lokasi tertentu. Pengelola hotel tak segan memberlakukan tarif di bawah angka rerata. Saat ini saja, rerata tarif hotel bintang lima mencapai Rp 600.000 per malam, bintang empat Rp 500.000, bintang tiga Rp 400.000, bintang dua Rp 300.000, bintang satu Rp 200.000 ddan hotel melati Rp 100.000.

Demikian Ketua DPD PHRI Yogyakarta, Istidjab M Danunagoro mengungkapkan fenomena aktual sektor perhotelan Yogyakarta kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2014).

"Aturan pembatasan hotel tak berlangsung efektif. Investor tetap masuk dan membangun hotel-hotel baru, terutama kelas ekonomi (budget). Pada gilirannya perang tarif tak bisa dihindari," ujar Istidjab.

Bagaimana tidak menarik buat investor, kinerja sektor hotel berbintang aktual mengalami kenaikan. Ini terlihat dari data yang dilansir BPS Yogyakarta yang menyebutkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang naik 11,67 persen menjadi rerata 60,22  persen per Mei dibanding April 2014.

Sementara TPK hotel non bintang rerata sebesar 30,65 persen, mengalami kenaikan sebesar 5,31 poin dibandingkan April sebesar 25,34 persen. Rerata menginap (length of stay)wisatawan di hotel berbintang menunjuk besaran 1,75 malam, dan hotel non bintang sebanyak 1,21 malam.

Istidjab mengemukakan, hotel baru yang mendapat izin untuk dikembangkan tahun ini mencapai 110 hotel. Dari jumlah sebanyak itu, 55 hotel di antaranya telah mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB) dengan klasifikasi hotel ekonomi yang mendominasi.

Berkah buat sekitar
Kendati tak efektif di kota Yogyakarta, namun moratorium justru membawa berkah buat kawasan Bantul, Sleman, dan Kulonprogo.

Menurut Istidjab, ketiga kawasan tersebut sudah mulai dilirik dan menjadi incaran investor. Beberapa nama jaringan hotel lokal dan internasional menjadikan ketiga kawasan ini sebagai ladang ekspansi.

"Accor Group, Swiss-belhotel, Archipelago, Santika, Tauzia, dan lain sebagainya akan membuka portofolio baru. Sleman, Bantul dan Kulonprogo menawarkan peluang yang menjanjikan. Pasokan hotel yang ada belum mampu mengakomodasi permintaan yang semakin meningkat," papar Istidjab.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lalin Kendaraan Menuju Destinasi Wisata Religi Meningkat

Lalin Kendaraan Menuju Destinasi Wisata Religi Meningkat

Berita
Libur Panjang Waisak, 100.000 Tiket Whoosh Terjual

Libur Panjang Waisak, 100.000 Tiket Whoosh Terjual

Berita
Murah Meriah, Dua Bahan Dapur Ini Bisa Bikin Peralatan Stainless Steel Anda Kinclong

Murah Meriah, Dua Bahan Dapur Ini Bisa Bikin Peralatan Stainless Steel Anda Kinclong

Umum
Sekolah Internasional Kipina Kids Bakal Hadir di SouthCity

Sekolah Internasional Kipina Kids Bakal Hadir di SouthCity

Perumahan
Bendungan Cijurey Dibangun untuk Irigasi Kabupaten Bogor

Bendungan Cijurey Dibangun untuk Irigasi Kabupaten Bogor

Berita
Libur Panjang Waisak Berakhir, 156.347 Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Libur Panjang Waisak Berakhir, 156.347 Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Berita
Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Berita
Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com