Belum lagi peletakan batu pertama dilangsungkan, harga lahan dan harga properti di wilayah barat Yogyakarta ini sudah melesat 100 persen hingga 200 persen. Terlebih, saat bandara beroperasi, pertumbuhan diprediksi akan semakin "tak terkendali".
Direktur AECOM, Utami Prastiana, memaparkan tren pembangunan di sekitar kawasan bandara kian berkembang bahkan bisa membentuk satu kota mandiri tersendiri. Apalagi luasan areanya bisa mencapai 4.000 hingga 6.000 hektar.
"Aktivitas di bandara tidak terbatas pada kegiatan penerbangan, melainkan juga dapat menumbuhkan industri lainnya seperti ritel, perhotelan, pergudangan dan kawasan industri pendukung. Jadi keberadaan bandara berpotensi menangkap (capturing) populasi lebih besar," ujar Utami.
Pembangunan bandara Ngurah Rai, di Bali, contohnya. Menurut Utami, sukses menstimulasi bisnis dan industri ritel, dan perhotelan. Demikian halnya dengan pengembangan dan perluasan bandara di Makassar, dan Surabaya.
"Bandara-bandara tersebut berhasil menciptakan embrio (cikal bakal) konsep airport city. Selain dapat berdiri sendiri, airport city tersebut bisa menjadi titik temu bagi kawasan-kawasan lainnya dengan fungsi dan perkembangan berbeda. Intinya pembangunan bandara dapat menciptakan ekonomi baru," tambah Utami.
Ada pun bisnis dan industri yang bakal berkembang di kawasan bandara adalah:
Perhotelan
Bisnis ini sangat tergantung pada tingkat kunjungan wisatawan pebisnis dan wisatawan pelancong, selain tentu saja kegiatan meeting, incentives, convention, and exhibition (MICE) yang diselenggarakan sektor privat maupun pemerintah (government spending).
Semakin tinggi tingkat kunjungan, maka semakin prospektif bisnis perhotelan. "Para turis pebisnis dan pelancong pasti membutuhkan fasilitas akomodasi, mempertimbangkan lokasi bandara yang jauh dari pusat kota hotel di sekitar bandara bisa menjadi tempat transit," ujar Utami.
Ritel
Kebutuhan barang sehari-hari (daily necessity) dari para penumpang bandara maupun pengantas/penjemput, akan menstimulasi berkembangnya pebisnis ritel. Permintaan semakin menguat saat tren gaya hidup juga berubah. Bandara bukan lagi sekadar fasilitas angkutan udara, tetapi sudah bergeser menjadi meeting point. Karena itu, mudah dimengerti bila pengelola bandara di beberapa kota menyediakan juga ruang ritel komersial.
Pergudangan
Bisnis ini seakan anak kandung dari pengembangan bandara. Pergudangan, terlebih dengan konsep modern yang menekankan efektivitas dan efisiensi sangat diperlukan untuk mendukung jasa ekspedisi, dan kargo.
"Jasa ekspedisi lintas kota, pulau, dan negara sangat membutuhkan ruang pergudangan yang representatif. Apalagi jika dikelola profesional dengan tingkat keamanan tinggi, akan sangat menarik bagi perusahaan domestik dan mancanegara untuk membuka kantornya di sini," tandas Utami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.