Di sektor pusat belanja, saat ini Yogyakarta tengah gegap gempita membangun tak kurang dari lima ruang ritel baru. Kelimanya adalah Sahid Yogya Lifestyle City (Grup Sahid), Jogja City Mall (Garuda Mitra Sejati), Lippomall Yogyakarta (Lippo Karawaci), Hartono Lifestyle Mall, dan Malioboro City (Inti Hosmed).
Kehadiran kelimanya menggenapi pusat belanja yang sudah eksis, seperti Galleria Mall, Malioboro Mall, Ambarrukmo Plaza, dan Jogjatronic. Mereka beradu konsep, bukan saja berupa tenancy mix (pembauran penyewa), melainkan juga desain interior, fasad (eksterior), harga sewa, kelas, dan segmen pasar.
Berkembangnya jumlah pusat belanja di wilayah ini tak lain karena faktor Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang terus meningkat. Pada triwulan II-2013 tercatat sebesar 110,47. Ini artinya,
kondisi ekonomi konsumen mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tingkat optimisme konsumen juga lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2013 yang mencatat indeks 106,13. Membaiknya kondisi ekonomi masyarakat/konsumen Yogyakarta terutama didorong oleh peningkatan pendapatan konsumen dan relatif rendahnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi sehingga tingkat konsumsi masyarakat mengalami kenaikan.
Hal itulah yang memotivasi pengembang sekelas Lippo Karawaci merambah Yogyakarta. Menurut Vice Chairman Lippomalls, Eddy Mukmin, Yogyakarta memiliki potensi konsumsi yang tak kalah dibanding Bandung dan kota-kota lainnya, terutama terjadi pada masyarakat kelas menengah atas.
Dengan demikian, Lippomall Yogyakarta dirancang sebagai pusat belanja untuk kelas menengah atas. Oleh karenanya, segala aspek dibuat sedetail mungkin dan impresif.
"Meskipun berada di situs bangunan yang sudah jadi, tapi kami melakukan perubahan total terhadap lay out interior dan juga fasad, serta tentu saja konsep. Nanti, visualnya akan mendekati standardisasi Lippomall Kemang Village," papar Eddy kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2013).
Lippomall Yogyakarta yang berisi penyewa utama Hypermart, Matahari Department Store, dan beberapa merek dari Mitra Adi Perkasa (MAP), serta penyewa lainnya dijadwalkan beroperasi pada pertengahan 2014 mendatang.
"Kami mengejar momentum Lebaran, jadi yang buka lebih dulu adalah dua penyewa utama itu. Disusul kemudian sinepleks Maxx," tandas Eddy.
Hal senada akan terjadi di Sahid Yogya Lifestyle City (SYLC). Marketing GM Sahid Yogya Lifestyle City, Limandani, mengatakan, pusat belanja SYLC akan dibuka untuk publik pada kuartal 2014 mendatang, atau paling telat awal tahun 2015.
"Kami sangat memperhatikan detail dan presisi desain, karena yang kami bangun bukan sekadar mal, juga terkoneksi dengan bangunan lainnya, seperti hotel, apartemen, dan kondotel. Jadi, revisi desain tak mungkin dihindari," tandas Dani.
Adapun beberapa tenant yang sudah menyatakan konfirmasinya untuk bergabung antara lain Blitz Megaplex, Electronic City, Times Bookstore, dan Johnny Rockets. Sementara satu supermarket asal Korea Selatan tengah dalam proses negosiasi.
"SYLC kami rancang sebagai lifestyle mall untuk kelas menengah atas. Mal ini bukan destination mall, melainkan meeting mall. Konsepnya jelas, menyasar eksekutif muda, mahasiswa, dan keluarga muda. Karena itu, dimensi mal pun tak begitu luas," ujar Dani.
Sementara Garuda Mitra Sejati mengusung konsep family mall untuk Jogja City Mall. General Manager Jogja City Mall, Eko Swasono, mengatakan, mal keluarga ini menyasar target pasar masyarakat Yogyakarta dan kota-kota lain di sekitarnya, seperti Klaten, Muntilan, Purworejo, dan Magelang.
"Jogja City Mall akan beroperasi penuh pada Maret atau April 2014 mendatang. Penyewa utama kami adalah Matahari Department Store dan Hypermart," buka Eko kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2013).
Assistant GM Jogja City Mall, Paramita Dewi, menambahkan, selain kedua penyewa utama, mal yang berlokasi di Jombor tersebut menggaet Nanny's Pavilion, Amazon, XXI Cineplex 6 studio, Excelso, Sour Sally, dan 10 tenant di bawah MAP, seperti Starbucks, Sports Station, Adidas, Icon 99, dan Kidz Station.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.