Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Rencana Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Cacat Hukum

Kompas.com - 20/05/2016, 14:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) di Teluk Jakarta sudah dimulai dengan ditandai pengurusan perizinan lingkungan yang di dalamnya juga memuat sidang analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

"Pada 17 Mei 2016 kemarin sudah dilakukan sidang uji amdal tanpa melibatkan masyarakat dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Puput TD Putra, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (19/5/2016).

Oleh sebab itu, Walhi menganggap rencana pembangunan GSW tersebut cacat hukum dan tidak dapat diteruskan.

Tidak adanya komunikasi dengan nelayan selaku masyarakat terdampak dan desain paten pembangunan GSW selebar lima meter dinilai Putra sebagai skenario besar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendapatkan keuntungan besar tanpa harus susah payah mengusir nelayan.

"Patut diduga ini merupakan skenario yang komprehensif dengan rencana Pemprov DKI Jakarta untuk memuluskan proyek rekelamasi," tambahnya.

Pembuatan GSW sering dikaitkan dengan solusi pengelolaan banjir di Jakarta. Padahal, menurut Putra, teknis pemompaan air dari waduk keluar GSW merupakan cara paling cepat untuk melepaskan tanggung jawab mengelola banjir Jakarta tanpa mempertimbangkan keberadaan nelayan yang terancam.

Selain itu, pemompaan air keluar dari GSW tanpa pengelolaan terlebih dahulu akan meningkatkan sedimentasi Teluk Jakarta yang telah tertahan oleh adanya reklamasi.

"Akibatnya semakin lama akana terbentuk daratan baru yang didapatkan Pemprov DKI Jakarta secara gratis dan tidak menutup kemungkinan akan dibangun atau dilempar ke pengembang untuk dibangun gedung-gedung apartemen," ujar Putra.

Putra menambahkan bahwa hilangnya Teluk Jakarta akibat pembuatan GSW dan reklamasi akan mengusir nelayan secara halus tanpa harus mengguanakan satpol PP, Polri, dan TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com