KOMPAS.com - Bentuknya sama seperti ruangan pada umumnya dengan sentuhan estetika minimalis dan berlapis lantai kayu.
Bedanya, dan ini sangat fundamental, adalah tombol kendali yang ditekan akan menghilangkan dapur, meja makan dan kursi tenggelam. Menakjubkan, bukan?
Sementara itu, pada saat bersamaan, tempat tidur berukuran besar turun dari plafon, dan layar bioskop terbuka keluar dari dinding. Itulah sekilas gambaran YO! Home.
YO! Home merupakan sebuah kotak trik yang bertujuan memberikan solusi karena terbatasnya ruang hidup di perkotaan. Caranya dengan mengubah satu ruangan menjadi lima.
YO! Home tersedia dalam tipe studio dengan ukuran 40 meter persegi. Meski kecil, YO! Home memiliki lobi, dapur, ruang makan, kamar tidur, dan kantor.
Tak hanya itu, terdapat juga ruang penyimpanan di bawah lantai dan satu kamar mandi terpisah.
Konsep YO! Home direalisasikan dengan menggunakan teknologi jaringan kontra-bobot yang menggerakkan furnitur keluar dan masuk dari dinding, lantai, dan langit-langit sesuai permintaan.
Bagian bergerak dilengkapi sensor untuk memastikan tidak bertabrakan dengan penghuni.
"Saya telah terlibat dengan teater dan pembuatan panggung pertunjukkan serta mekanisme panggung tersebut sangat ajaib," kata Pendiri Perusahaan YO! sekaligus pencipta jaringan bisnis YO! Sushi, Simon Woodroffe.
Atas dasar itulah Simon ingin membuat tempat tinggal kecil yang mutifungsi.
"Aku ingin menggunakan mekanisme itu untuk membuat sebuah studio apartemen 40 meter persegi yang bisa dibuat menjadi tiga sampai empat ruangan karena apartemen yang ada sekarang cenderung tidak memiliki ruang yang luas," jelas Simon.
Desain YO! Home pertama kali dikenalkan pada 2012 dan kini telah memiliki beberapa prototipe. Saat ini, YO! Home tengah dikembangkan di Manchester, Inggris.
Prefabrikasi YO! Home menelan biaya sekitar 150 ribu poundsterling atau setara dengan Rp 3,09 miliar. Simon berharap YO! Home nantinya bisa dibangun secara blok bertingkat di seluruh dunia.
"Saya tidak melihat mengapa kami tidak harus memiliki 40 lantai YO! Home di Hongkong dan New York. Semua ini harus masuk pasar dunia dan di mana tanah mahal maka pengembang properti dapat menghasilkan uang dari YO! Home," ulas Simon.