Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regulasi Tidak Jelas, Mumbai Alami Ledakan Konstruksi

Kompas.com - 25/02/2015, 22:23 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Mumbai, India, saat ini menjadi rumah bagi bangunan supertall atau pencakar langit dengan ketinggian di atas 300 meter. Populasi supertall ini tak kalah banyak ketimbang yang tengah dibangun di kota-kota utama dan lapis kedua Tiongkok.

Ledakan konstruksi ditandai dengan lebih dari 15 supertall, ratusan gedung pencakar langit dan ribuan bangunan bertingkat tinggi yang sedang dalam pembangunan.

Alicja Dobrucka Kota Mumbai, India, mengalami ledakan konstruksi besar, dengan lebih dari 15 bangunan di atas 300 meter, ratusan gedung pencakar langit dan ribuan bangunan bertingkat tinggi yang sedang dalam pembangunan.

Lebih dari 2.500 gedung kategori high rise (di bawah 300 meter) sudah dibangun. Tak hanya itu, terdapat lebih dari seribu bangunan dengan tinggi sedang yang juga sudah beroperasi. Sebagian besar gedung pencakar langit adalah apartemen. Bahkan orang terkaya di kota ini, tinggal di salah satu pencakar langit tersebut.

Antilia adalah menara apartemen dengan 27 lantai. Per unitnya bisa menampung sebuah keluarga dengan empat anggota. Antilia telah mempekerjakan sebanyak 200 pegawai.

Menjamurnya pencakar langit dengan kategori high rise dan supertall di Mumbai tak lepas dari densitas populasi yang diperkirakan sekitar 20.482 orang per kilometer persegi. Ruang hidupnya adalah sekitar 4,5 meter persegi per orang. Jumlah penghuni permukiman kumuh mencapai sembilan juta orang atau 62 persen penduduk tinggal di daerah kumuh terpencil.

Tidak ada perencanaan kota yang terpusat, sementara menara terus bermunculan di pusat Mumbai. Terutama saat pabrik-pabrik tekstil besar ditutup. Pengembang pun bebas membangun dan didukung pemerintah melalui pembebasan pajak.

Semua gedung pencakar langit dibangun oleh perusahaan-perusahaan internasional, dalam hal ini kebanyakan dari Denmark. Arsitektur bangunan baru tidak memiliki keterkaitan dengan gaya India, melainkan berkiblat pada arsitektur Eropa. Hal ini menjadikan India tengah dalam proses transformasi.

Serupa dengan Tiongkok, ledakan bangunan ini menciptakan banyak masalah dan membuat kota tidak nyaman bagi penduduknya untuk berjalan kaki. Bangunan-bangunan ini juga merusak lingkungan, karena membutuhkan pendingin udara, yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi listrik.

Biro-biro iklan mencoba menarik orang-orang kaya baru dan kelas menengah melalui iming-iming: "Anda tidak hanya mengundang teman-teman, tetapi Anda juga mengundang kekaguman".

Konsumen India kelas menengah pun mengejar gaya hidup baru atas nama gengsi, mereka harus memiliki sebuah apartemen di gedung-gedung yang baru ini. Semakin banyak unit eksklusif yang dimiliki, semakin terlihat betapa kaya dan berkuasanya seseorang di Mumbai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com