Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Kredit Macet!

Kompas.com - 11/12/2014, 17:39 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Naiknya BI Rate ke level 7,75 persen akan berimbas pada naiknya suku bunga perbankan, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR). Suku bunga KPR diperkirakan akan naik menjadi 13,5 persen sampai 14 persen.

Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (11/12/2014). Ali mengatakan, dengan kenaikan suku bunga itu dipastikan daya beli masyarakat juga akan tergerus dengan cicilan KPR yang terus meningkat.

"Sebagai ilustrasi, kalau sebelum kenaikan suku bunga konsumen bisa menyicil kira-kira Rp 1 sampai Rp 1,3 juta per bulan untuk rumah seharga Rp 100 sampai Rp 150 jutaan, maka ketika suku bunga naik cicilannya akan meningkat menjadi Rp 1,6 sampai Rp 1,8 juta per bulan atau naik rata-rata 30 persen. Ini sangat memberatkan konsumen menengah bawah," kata Ali.

Ali mengatakan, penetapan suku bunga floating akan mulai dirasakan di awal 2015 nanti. Kondisi tersebut terjadi karena umumnya dua tahun terakhir ini pihak perbankan mengenakan tingkat suku bunga relatif rendah dengan gimmick fixed selama dua tahun dengan kisaran suku bunga waktu itu 6,5 persen sampai 8 persen.

"Nah, tahun depan para nasabah itu sudah tidak dapat menikmati fasilitas bunga fixed itu bersamaan dengan naiknnya suku bunga KPR yang ada," kata Ali.

Saat ini kalangan perbankan mulai khawatir dengan mulai banyaknya nasabah KPR yang mulai menunggak. Meskipun tingkat kredit macet (Non Performing Loan) relatif masih aman di bawah 3 persen, namun kecenderungan meningkatnya kredit macet mulai terasa.

"Ternyata potensi macet tidak hanya berasal dari konsumen segmen menengah bawah. Segmen menengah atas pun mulai dibayangi tunggakan karena mereka banyak yang mempunyai KPR lebih dari satu, bahkan sampai lima atau tujuh akun KPR," ujarnya.

Tak hanya itu, Menurut Ali, yang membuat dampaknya akan semakin besar adalah ketika rumah-rumah dibeli dengan KPR saat ini kesulitan untuk dijual kembali karena kemungkinan harga ketika dibeli telah terlalu tinggi. Pada saat bersamaan pasar perumahan sedang melambat.

Untuk itulah, lanjut Ali, pihak perbankan harus lebih berhati-hati mengelola aset kredit KPR dengan pengelolaan risk management yang baik. Karena suka atau tidak, potensi kredit macet KPR akan mewarnai sistem perbankan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seberapa Sering Anda Harus Membersihkan Lantai Vinyl di Rumah?

Seberapa Sering Anda Harus Membersihkan Lantai Vinyl di Rumah?

Tips
Ketemu Jalan Rusak, Lapor ke Mana?

Ketemu Jalan Rusak, Lapor ke Mana?

Berita
Jokowi Luncurkan INA Digital GovTech, AHY Siap Integrasikan Layanan Pertanahan

Jokowi Luncurkan INA Digital GovTech, AHY Siap Integrasikan Layanan Pertanahan

Berita
Layanan Sertifikat Tanah Elektronik Bakal Masuk Portal 'INA Digital'

Layanan Sertifikat Tanah Elektronik Bakal Masuk Portal "INA Digital"

Berita
Basuki Ajak Jepang Bangun Sabo Dam di Gunung Marapi Sumbar

Basuki Ajak Jepang Bangun Sabo Dam di Gunung Marapi Sumbar

Berita
Makin Menguntungkan, Ini Prospek Investasi Properti Komersial pada 2024

Makin Menguntungkan, Ini Prospek Investasi Properti Komersial pada 2024

BrandzView
Tangani Titik Kerusakan Jalan Batas Padang Panjang-Sicincin, HKI Pastikan Beres Akhir Juli

Tangani Titik Kerusakan Jalan Batas Padang Panjang-Sicincin, HKI Pastikan Beres Akhir Juli

Berita
Jakarta Masih Jadi Kota Terbaik Se-Indonesia

Jakarta Masih Jadi Kota Terbaik Se-Indonesia

Berita
Ada Aturannya, Ini Syarat Teknis dan Spesifikasi Jalan Tol

Ada Aturannya, Ini Syarat Teknis dan Spesifikasi Jalan Tol

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gayo Lues: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gayo Lues: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Progres Tol Yogya-Bawen, Dua Ruas Tuntas Kuartal Pertama 2025

Progres Tol Yogya-Bawen, Dua Ruas Tuntas Kuartal Pertama 2025

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sikka: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sikka: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com