Bagi para pengembang dan investor properti, menyiapkan rencana pembangunan masa depan (future development) wajib hukumnya menyesuaikan dengan rancangan pembangunan infrastruktur pemerintah. Pasalnya, pembangunan infrastruktur merupakan kartu truf sebuah kawasan tumbuh dan berkembang.
Menurut Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, pembangunan infrastruktur juga menstimulasi percepatan pengembangan sektor lainnya, sekaligus meningkatkan daya saing komparatif kawasan yang dilintasinya.
"Pembangunan infrastruktur meningkatkan konektivitas antarpulau dan juga koridor ekonomi. Perannya sangat vital dan mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional," ujar Hermanto saat memaparkan Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015, di Jakarta, Kamis (5/6/204).
Hal senada dikemukakan Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto. Menurutnya, infrastruktur akan menyulap sebuah kawasan menjadi lebih terbuka, dan strategis secara ekonomi.
"Follow the infrastructure seperti pembangunan Jakarta Outer Ring Roads (Jalan Lingkar Luar Jakarta), jalur MRT, monorel, dan jalan layang. Karena infrastruktur pada dasarnya bukan hanya berupa jalan dan jembatan, tetapi juga sistem, jaringan dan moda transportasi yang terintegrasi antara pusat kota dengan kawasan-kawasan lainnya di pinggir kota," tutur Ferry, Rabu (21/5/2014).
Area potensial
Sejumlah infrastruktur yang sedang dibangun saat ini dengan perkembangan pembangunan fisik relatif cukup berhasil adalah Jalur Jakarta Lingkar Luar (Jakarta Outer Ring Road/JORR). "Sebelum Lebaran, JORR W2 yang terpotong alias belum selesai dibangun yakni seksi Ulujami-Kebon Jeruk, siap digunakan," ujar Hermanto.
Sementara itu, kawasan yang akan dilintasi pembangunan infrastruktur JORR 2 dan potensial meningkat nilainya adalah Cengkareng, Batuceper, Kunciran, Serpong, Cinere, Depok, Antasari, Cimanggis, dan Cibitung.
Sementara kawasan yang dilintasi JORR 1 dan akan semakin bertumbuh nilainya adalah Penjaringan, Kebon Jeruk, Ulujami, Pondok Aren, Bintaro, Antasari, Taman Mini, Ceger, Hankam, Jatiasih, Cikunir, Cakung, dan Cilincing.
Namun, untuk saat ini, kata Ferry, area yang bisa dipertimbangkan terbagi dalam lima wilayah utama Jakarta Selatan, Bintaro, Kebon Jeruk, TB Simatupang, dan BSD. Kelimanya punya kebutuhan properti tinggi, terutama hunian dan komersial.
"Properti komersial dibutuhkan karena populasi sudah terbentuk. Terutama di pengembangan-pengembangan skala kota (kota mandiri)," tandas Director Residential Sales Colliers International Indonesia, Aliviery Akbar.