Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Tiongkok Ekspansi Tanpa Peluru yang Cukup

Kompas.com - 06/06/2014, 09:56 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
KOMPAS.com - Pengembang Tiongkok semakin agresif. Mereka memperluas pengaruh di mancanegara dengan sejumlah proyek raksasa. Sayangnya, mereka terlalu optimistis dengan mengabaikan sistem dan budaya kerja serta mitra lokal.

Pengembang tersebut adalah Greenland Group, Dalian Wanda Group dan China Vanke Group. Ketiganya telah mengejutkan dunia dengan kecepatan aksi ekspansi di situs ikonik negara-negara seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat.

Greenland membeli situs penyulingan bir tertua, Ram Brewery, di London pada bulan Januari dalam usaha ekspansi pertama mereka ke pasar Eropa. Dua bulan kemudian, mereka mengakuisisi situs menara hunian tertinggi Eropa di distrik keuangan Canary Wharf London.

Sementara Dalian Wanda, yang memiliki hotel, properti komersial dan department store, akan membangun hotel mewah dengan kapasitas 160 kamar di London sebagai bagian dari investasi mereka di proyek perumahan dengan nilai total Rp 13,9 triliun.

Nilai investasi tersebut akan bertambah menjadi 3 miliar poundsterling (Rp 59,7 triliun) untuk proyek-proyek regenerasi di seluruh Inggris. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memastikan hal itu saat bertemu dengan pemimpin  Wanda, Wang Jianlin.

Mitra lokal

Meski sangat ekspansif dan agresif, sangat disayangkan sebagian besar pengembang Tiongkok tersebut buta lapangan. Mereka pergi ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat tanpa bekal apapun. Tidak mempersiapkan diri dengan sejumlah rancangan dan platform serta informasi cukup mengenai kondisi aktual negara yang dibidiknya.

Berekspansi ke mancanegara tanpa pengembangan platform dan sistemkerjaakan membuat pengembang Tiongkok harus bergantung pada konsultan dan kontraktor asing. Itulah sebabnya Vanke memutuskan untuk bekerjasama dengan mitra domestik yang kuat seperti Tishman Speyer di San Francisco dan Hines di New York.

"Setiap orang harus membayar biaya pendidikan ketika memasuki pasar luar negeri. Pengembangan properti adalah bisnis lokal di setiap negara. Jadi kita mengikat dengan mitra lokal untuk membantu menyelesaikan konstruksi dan isu-isu lainnya," kata Kepala Eksekutif Vanke, Yu Liang.

Direktur Pelaksana AMP Capital Australia, Loiuise Manson, memperingatkan risiko lainnya yakni peraturan perencanaan yang ketat. "Kadang-kadang mereka mengabaikan atau melupakan, dan kemudian dapat menjadi kejutan bahwa diperlukan waktu lima tahun untuk melakukan pembangunan... itu bukan proses lima atau enam bulan," ujarnya.

Berbeda dengan di Tiongkok sendiri, mereka biasanya bisa menjual proyek enam bulan setelah mendapatkan izin pengolahan peruntukan lahan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com