Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berinvestasi Saham Properti Lebih Baik Ketimbang Rumah"

Kompas.com - 06/06/2014, 09:14 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
KOMPAS.com - Tahukah Anda, untuk saat ini, saham properti merupakan opsi investasi yang lebih baik ketimbang properti fisik? Pasalnya, saham properti menawarkan keuntungan ganda dengan cepat dalam dua sampai tiga tahun.

Demikian pendapat taipan terkaya ketiga Hongkong, Lee Shau-kee, dalam pertemuan tahunan Towngas, Kamis (5/6/2014). Prediksi pemimpin Henderson Land Development ini disebut-sebut menyamai analisa Warren Buffett.

Menurutnya, saham properti Hongkong sangat menarik terkait harga properti saat ini, karena selalu ada kemungkinan spin-off  dengan payback  lebih baik dibanding penyewaan properti hunin atau komersial seperti apartemen, kantor maupun kondotel.

Lee mengakuisisi 250 juta dollar AS atau Rp 2,9 triliun dalam lima tahun dari pengembang berbasis di Guangzhou Country Garden bulan lalu dan mengatakan pembelian saham tersebut adalah investasi yang baik.

Terus turun

Pasar properti Hongkong, sejatinya telah mencapai kondisi stabil, dan bahkan menunjukkan tanda-tanda penurunan harga. Permintaan dari pembeli mancanegara pun ikut turun ke jumlah yang sangat rendah.

Menurut analis Braclays Plc, Paul Louie, harga rumah di kota ini sempat tergelincir 4 persen pada tahun lalu setelah pemerintah memperkenalkan langkah-langkah pengetatan untuk mengekang gelembung properti. "Dampak kebijakan tersebut akan terasa pada akhir 2015 nanti saat harga proeprti turun setidaknya sebesar 30 persen," katanya.

Sebelumnya diberitakan, pada September 2012, Chief Executive Hongkong, Leung Chun Yin mengumumkan rencana hanya akan memberikan hak kepada warga untuk membeli apartemen di beberapa lokasi yang dibangun oleh pengembang swasta. Rencana ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan lokal.

"Ketika kami meluncurkan skema percontohan ini, kami hanya akan menggunakannya ketika pasar sudah terlalu panas. Jika kita membutuhkannya di masa depan, kita bisa meluncurkan (kebijakan pengetatan) dalam waktu singkat," imbuhnya.

Melemahnya pertumbuhan pasar properti Hongkong sudah terjadi pada tahun lalu. Hal ini, salah satunya, ditandai menurunnnya permintaan dari kalangan ekspatriat dan investor asing sehingga menyebabkan harga sewa terkoreksi di beberapa lokasi. Seperti terjadi di kawasan South Island dan di The Peak. Kedua kawasan ini terkena pukulan paling berat akibat langkanya kedatangan ekspatriat sebagai pasar utama rumah sewa.

Para penyewa lajang memilih relokasi ke kawasan Sai Ying Pun, dan Lohas Park in Tseung Kwan O. Sementara Clearwater Bay, Sai Kung, serta Discovery Bay merupakan kawasan populer yang menjadi rujukan penyewa berkeluarga.

Head of Residential Leasing and Relocation Services Jones Lang LaSalle Hongkong, Anne-Marie Sage, mengungkapkan, pasar rumah sewa secara umum anjlok 3,3 persen selama 2013. South Island dan The Peak mencatat kemerosotan paling tajam yakni 7 persen per tahun.

"Hal tersebut terjadi terutama pada rumah-rumah dengan harga sewa 100.000 dollar Hongkong (Rp 151,3 juta) per bulan. Berkurangnya peminat juga terjadi pada rumah dengan sewa 300.000 dollar Hongkong (Rp 453,9 juta) per bulan," ujar Anne-Marie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau