Ke-18 mal tersebut, sembilan di antaranya milik Lippo Group yang tersebar di Medan, Palembang, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya. Sebagian lain sisanya Mal Puri Indah Ekstensi yang dikembangkan PT Antilope Madju Puri Indah, The Breeze dan AEON yang digarap Sinarmas Land Group, serta Bintaro Xchange milik PT Jaya Real Property Tbk.
Menyusul kemudian Cinere Bellevue di Depok, yang dibangun oleh PT Megapolitan Developments Tbk, Cibinong City Mall (PT Puri Wahid Pratama), Pentacity Mall Balikpapan PT Wulandari Bangun Laksana), Sahid Yogya Lifestyle Center (Sahid Group) dan Jogja City Mall (Garuda Mitra Sejati).
Menurut Portfolio Marketing Manager Lippomalls, Nidia Niekmasari Ichsan, Lippomalls akan membuka lebih dari sembilan pusat belanja. Enam di antaranya ditargetkan beroperasi pada semester pertama 2014.
"Targetnya, tahun ini lebih dari sembilan dan itu tersebar di seluruh Indonesia, terutama ibukota provinsi dan kota kedua," ujar Nidia, Jumat (3/1/2014).
Empat dari enam pusat belanja milik Lippo yang secara resmi akan dibuka pada semester pertama adalah Lippo Plaza, Medan, yang akan dibuka bulan April, Lippo Mall Kuta, Bali, dan Lippo Mall Yogyakarta yang sama-sama dibuka bulan Mei, dan Lippo Mall St Moritz, Jakarta, yang dibuka bulan April mendatang.
Demikian halnya dengan Pentacity Mall. Dikatakan Direktur PT Wulandari Bangun Laksana, Tjia Daniel Wirawan, pusat belanja seluas 68.000 meter persegi ini akan membuka pintu untuk publik pada awal Oktober 2014.
"Saat ini, kami sudah menerima konfirmasi peritel yang akan mengisi Pentacity sebanyak 80 persen. Sisanya 20 persen kami targetkan terpenuhi sebelum mal buka," papar Daniel, Sabtu (4/1/2014).
Sementara Garuda Mitra Sejati yang mengusung konsep family mall untuk Jogja City Mall, dibuka untuk umum, bulan April. General Manager Jogja City Mall, Eko Swasono, memastikan hal tersebut.
"Jogja City Mall akan beroperasi penuh pada Maret atau April 2014 mendatang. Penyewa utama kami adalah Matahari Department Store dan Hypermart," buka Eko kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2013), seraya menambahkan mal keluarga ini menyasar target pasar masyarakat Yogyakarta dan kota-kota lain di sekitarnya, seperti Klaten, Muntilan, Purworejo, dan Magelang.
Fenomena masifnya pembangunan pusat belanja di daerah, tak lepas dari pertumbuhan daya beli kelas menengah. Hal tersebut mendorong tingkat permintaan pusat belanja dari para peritel terus mengalami kenaikan.
"Para peritel yang mengisi Pentacity Mall, adalah mereka yang tidak mendapat ruang di pusat belanja eksisting seperti E-walk yang tingkat okupansinya sudah mencapai 100 persen atau lainnya di Balikpapan. Oleh karena itu, kami menyediakan pasokan baru. Para peritel tersebut juga terus melakukan ekspansi besar-besaran," tandas Daniel.
Menurut CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, selain dampak pertumbuhan ekonomi terhadap peningkatan daya beli, kehadiran pusat belanja di daerah juga didorong oleh pertumbuhan bisnis yang terjadi di daerah tersebut.
"Pertumbuhan bisnis melahirkan kebutuhan-kebutuhan baru, terutama food and beverage, fashion, aksesori, perlengkapan hobi, peralatan rumah tangga, kebutuhan olahraga, hiburan dan lain sebagainya. Pusat belanja menyediakan itu semua," ujar Hendra.
Pusat belanja kelas menengah atas yang cukup berkembang, lanjut Hendra, ada di Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.