Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Sakit, Harga Sewa Mal Melejit!

Kompas.com - 28/12/2013, 14:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor ruang ritel Jakarta sepanjang 2013 mengalami berbagai tantangan, selain kenaikan tarif dasar listrik, juga melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS. Namun begitu, kinerja ruang ritel tetap positif.

Hal tersebut ditandai penambahan pasokan dengan kehadiran Pondok Indah Street Gallery dan LOVE @ Ciputra World Jakarta serta tingkat hunian yang stabil.

Menurut hasil riset Leads Property Indonesia, kehadiran keduanya membuat suplai pusat belanja mengalami peningkatan 3 persen secara tahunan menjadi 4,76 juta meter persegi. Sementara tingkat hunian berada di level 90 persen ke atas.

"Total pasokan tersebut terbagi dalam tiga klasifikasi besar yakni ruang ritel sewa sebanyak 2,88 juta meter persegi (60 persen), diikuti ruang ritel strata sebesar 1,2 juta meter persegi (26 persen) dan ruang ritel campuran dengan luas 657.536 meter persegi (15 persen)," urai CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, kepada Kompas.com, Sabtu (28/12/2013).

Menariknya, tingkat hunian pusat belanja sewa di Jakarta terus menunjukkan stabilitas cenderung naik. Pada kuartal III 2013 saja mencapai 91 persen. Hal ini sekaligus merepresentasikan bahwa kebutuhan terhadap ruang ritel tetap tinggi.

Pertumbuhan tidak hanya sebatas pada pasokan, harga sewa pun terus membubung. Penyebabnya, apalagi kalau bukan melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS. Untuk diketahui, beberapa pusat belanja menerapkan harga sewa dalam Dollar AS. Sehingga kenaikan harga sewa yang tercatat, lebih tinggi dari perkiraan, yakni antara 15% hingga 17%.

Saat ini rerata harga sewa (overall gross rent) untuk gerai khusus (specialty store) yang berada di lantai dasar berkisar antara Rp 700.000-Rp 800.000/m2/bulan. Sementara untuk lantai tipikal sekitar Rp 300.000-Rp 400.000/m2/bulan.

Sementara untuk ruang ritel berklasifikasi strata, menurut Hendra, tidak terdapat kenaikan signifikan selama 2013. Dari pengalaman yang ada, pengembang sulit mengontrol pembauran para peritel (tenancy mix) sehingga konsepnya menjadi kurang jelas.

Dengan demikian, "Pertumbuhan pasokan lebih didominasi oleh pusat belanja sewa. Pusat belanja strata yang tetap sukses hingga saat ini adalah Metro Tanah Abang,  ITC Kuningan dan ITC Mangga Dua yang notabene identik dengan pusat grosir. Sedangkan ritel strata lainnya justru kosong dan beralih fungsi," urai Hendra.

Ekspansi peritel asing

Tahun 2013 juga diwarnai ekspansi, untuk tidak dikatakan 'serbuan' peritel asing yang memutuskan membuka gerai pertama mereka di Jakarta. Peritel baru ini, umumnya menargetkan segmen menengah dan menengah atas.

Beberapa peritel baru tersebut di antaranya adalah H&M asal Swedia yang membuka toko di Gandaria City dan Pondok Indah Mall, Uniqlo asal Jepang di LOVE, dan Mall Taman Anggrek. Sementara Galeries Lafayette asal Perancis mengoperasikan gerai pertanya di Pacific Place, Washoku Sato (Jepang) di Central Park,  iRoo asal Taiwan dan TM Lewis asal Inggris di Pacific Place, Emilio Pucci asal Italia dan McQ di Plaza Senayan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau