Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merek Internasional Mewah Bakal Kembali Mewabah

Kompas.com - 04/10/2013, 13:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pengembangan properti yang ditujukan untuk kalangan kelas atas dengan menggandeng merek-merek super mewah asal mancanegara bakal kembali berulang di masa depan. Mempertimbangkan pertumbuhan jumlah orang kaya (high net worth individuals/HNWI) Asia Pasifik yang bakal melebihi Amerika pada 2014 mendatang.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, mengemukakan pendapatnya tentang kemungkinan HNWI Asia membelanjakan uangnya di properti-properti mewah Indonesia, terutama Jakarta.

"Merek-merek ultra mewah seperti Peninsula dan Armani bukan tidak mungkin akan masuk pasar Jakarta. Menyusul nama-nama beken lainnya yang sudah lebih dulu hadir seperti jaringan Starwood Hotels & Resorts, dan lainnya," jelas Hendra kepada Kompas.com, Kamis (3/10/2013).

Seharusnya, lanjut Hendra, pertumbuhan orang kaya Asia bisa menjadi peluang besar untuk pengembang dalam membangun properti-properti kelas atas. Selama ini, mereka justru membeli apartemen-apartemen di kota-kota utama dunia seperti Paris, Hongkong, Singapura, dan New York. Jakarta seharusnya dapat mengambil manfaat dari kesempatan ini.

Properti super mewah yang ada di pasar Jakarta selama ini hanya berkontribusi sekitar 1-5 persen dari total pasok keseluruhan. Baik untuk properti residensial maupun properti komersial seperti hotel. Komposisi terbesar masih didominasi kelas menengah.

Mudah dimafhumi bila pasok properti mewah sangat terbatas. Selain investasinya sangat mahal, belum tentu layak secara finansial untuk dikembangkan di Jakarta. Sebab, tarif kamar hotel di Jakarta belum tinggi, masih jauh di bawah tarif hotel kota-kota top dunia lainnya.

Menurut studi STR Global, rerata tarif kamar (average daily rate/ADR) Jakarta masih berada pada angka Rp 1,092 juta per malam. Sementara rerata tarif kamar hotel di Tokyo, misalnya, sudah menyentuh level Rp 4 juta per malam.

Direktur PT Ciputra Property Tbk, Artadinata Djangkar, mengatakan, menggandeng nama-nama berkelas semacam itu sangat tergantung pada sejauh mana Jakarta mampu menjadi kota metropolitan kelas atas, sejajar dengan kota lainnya di dunia.

"Sekitar tahun 1997 sebelum krisis multidimensi Asia, merek ultra luks seperti Peninsula sudah memutuskan untuk masuk Jakarta. Namun, karena krisis, mereka pull out dan sampai sekarang belum masuk lagi," tandas Artadinata.

Jadi, imbuh Artadinata, tidak mudah membawa merek tersebut. Meski pun, sekali bisa menggandeng mereka, kekuatan brand-nya sangat berperan meningkatkan citra proyek secara keseluruhan.

Hendra mengilustrasikan tren menggandeng merek super mewah, berlangsung sukses di Kuala Lumpur, Malaysia. Pavilion Banyan Tree, di Bukit Bintang, contohnya. Nama besar ini secara cerdas dimanfaatkan oleh pengembangnya, Grup Pavilion, untuk mengangkat image sekaligus tingkat penjualan propertinya.

Padahal, dari sejumlah 535 unit properti dalam bangunan setinggi 60 lantai itu, yang difungsikan sebagai hotel hanya 43 unit. Sebagian besar lainnya, sebanyak 441 unit dijadikan sebagai private residence yang ditawarkan kepada publik, dan 51 unit untuk serviced residence.

Jadi, Jakarta sebetulnya masih bisa mengejar kesempatan pertumbuhan HNWI itu dengan menyediakan pilihan properti untuk kelas ini. Beberapa pengembang sudah mulai menggandeng jaringan internasional asing kesohor macam Fairmont Hotels and Resorts, Rosewood Hotels & Resorts serta Starwood Hotels & Resorts dengan merek W Hotel, Luxury Collection, St Regis,  Westin, dan Sheraton. Bahkan, hingga 2017 mendatang, terdapat tujuh hotel dan apartemen super mewah yang hadir di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com