Untuk perkantoran, Jakarta masih gigit jari. Sementara Kuala Lumpur sudah mendunia dengan Menara Kembar Petronasnya. Petronas Twin Towers merupakan pencakar langit tertinggi keenam di dunia dengan ketinggian 452 meter. Ia hanya kalah oleh Burj Kalifa Dubai (828 meter), Makkah Royal Clock Tower Hotel (601 meter), Taipei 101 (508 meter), Shanghai World Financial Center (492 meter), dan International Commerce Center (484 meter).
Jakarta? Masih mempersiapkan diri untuk memiliki Signature Tower yang digadang-gadangkan akan menjulang setinggi 638 meter dan berisi 111 lantai.
Sementara untuk sektor perhotelan, kedua kota ini saling "mengalahkan" menjadi yang terbaik. Kategori terbaik, mengikuti standardisasi STR Global yang merupakan lembaga riset perhotelan dunia berbasis di London, Inggris, ditunjukkan oleh kinerja tingkat hunian dan pertumbuhan tarif harian (average daily rate/ADR) serta pendapatan per kamar tersedia (revenue per available room/RevPAR).
Menurut Managing Director STR Global, Elizabeth Winkle, pasar Malaysia dan Indonesia adalah yang paling kuat di kawasan Asia Pasifik. Kinerja pada bulan Agustus tahun 2013 tertinggi ketimbang kota-kota lainnya. Rapor positif ini merupakan kelanjutan dari hasil serupa sejak Juli 2012 lalu.
Tingkat hunian perhotelan Jakarta dan Kuala Lumpur berada pada level dua digit dan memperlihatkan kecenderungan menanjak dari bulan ke bulan selama tahun ini.
STR memproyeksikan, Jakarta dan Kuala Lumpur akan menjadi pasar kunci yang mencatat pertumbuhan ADR lebih dari 15 persen pada tahun-tahun mendatang. Jakarta berada di peringkat atas, bakal meroket 34,6 persen menjadi sekitar Rp 1.640.472. Kuala Lumpur mengekori dengan 32,3 persen menjadi 308 ringgit.
Posisi peringkat akan berubah bila komparasi dilakukan dalam mata uang dollar AS. Secara tahunan, ADR Kuala Lumpur meningkat 7,2 persen menjadi 118,64 dollar AS atau kenaikan terbesar dalam matriks STR.
Untuk kinerja RevPAR, Jakarta melaju dengan pertumbuhan 34,6 persen menajdi menjadi Rp 640. 472. Sedangkan Kuala Lumpur tumbuh 32,3 persen menjadi 308.20 ringgit.