Namun, lokasi, pemasangan, dan seberapa baik perawatannya memengaruhi panjangnya umur pakai kedua genteng tersebut.
Selain itu yang perlu menjadi catatan, daya serap air kedua genteng tersebut juga bisa memengaruhi daya tahannya.
Genteng beton memiliki daya serap air sekitar 13 persen, sedangkan genteng tanah liat sekitar 6 persen.
Akibatnya, genteng beton berpotensi lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur dan noda.
Tingkat penyerapan yang lebih tinggi juga berarti bahwa saat genteng beton basah akan lebih berat, sehingga menambah beban pada struktur atap.
Sementara itu, genteng tanah liat lebih sedikit masalah jamur dan noda karena tingkat penyerapan air yang rendah.
Kendati demikian, genteng tanah liat memungkinkan mengalami retak pada cuaca yang sangat dingin.
Baca juga: Ingin Pakai Genteng Beton Sebagai Atap Rumah? Ketahui Plus Minusnya
Intinya, menjaga atap tetap bersih, bebas lumut, dan segera mengganti genteng yang retak, hilang atau rusak, akan memperpanjang umur kedua jenis genteng itu.
4. Pemeliharaan
Karena beban lebih berat dan masalah yang disebabkan oleh tingkat penyerapan air tinggi, perawatan genteng beton jauh lebih rumit.
Sedangkan, karena genteng tanah liat tidak memiliki masalah tersebut, tidak banyak tantangan yang muncul dalam merawatnya, meskipun perawatannya juga dapat bervariasi tergantung pada produsen bahannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.