Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genteng Tanah Liat Vs Beton, Mana Pilihan Anda?

Kompas.com - 29/06/2024, 19:50 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Ada beberapa jenis genteng untuk penutup atap rumah, tetapi kebanyakan orang umumnya memilih antara genteng beton atau genteng tanah liat.

Keputusan akhir sering kali merupakan hasil dari perhitungan anggaran, gaya rumah, area setempat, dan ketentuan perencanaan.

Namun, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan juga, seperti berapa lama berencana tinggal di rumah tersebut dan gaya keseluruhan yang diinginkan.


Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut perbandingan antara genteng tanah liat dengan genteng beton:

1. Berat

Terdapat perbedaan yang signifikan antara berat beton dan tanah liat. Sebab, genteng beton beratnya hampir 40 persen lebih berat daripada genteng tanah liat.

Genteng beton dapat memiliki berat antara 820-1.100 pon per 100 kaki persegi, sedangkan genteng tanah liat hanya memiliki berat sekitar 600-650 pon.

Baca juga: Valid, Genteng Tanah Liat Bikin Rumah Lebih Adem, Ini Alasannya

Oleh karena itu, rumah yang ingin menggunakan genteng beton perlu memastikan bahwa atapnya secara struktural mampu menahan beban tersebut.

2. Tampilan

Secara tampilan genteng beton dengan genteng tanah liat sama saja. Seperti halnya dari segi warna.

Namun, sifat alami tanah liat memungkinkan tampilan genteng tanah liat bisa bertahan lama dengan stabilitas warna yang lebih baik.

Sementara genteng beton, meskipun sebagian besar sudah diwarnai, estetika akhir dicapai dengan pelapisan dan hal ini dapat berkurang atau memudar seiring berjalannya waktu.

3. Daya tahan

Genteng tanah liat dan beton mampu mengungguli banyak bahan penutup atap rumah lainnya.

Genteng tanah liat umumnya bisa tahan lebih lama dengan kemampuan mencapai 100 tahun. Sementara genteng beton dapat bertahan sekitar 50 tahun.

Namun, lokasi, pemasangan, dan seberapa baik perawatannya memengaruhi panjangnya umur pakai kedua genteng tersebut.

Selain itu yang perlu menjadi catatan, daya serap air kedua genteng tersebut juga bisa memengaruhi daya tahannya.

Genteng beton memiliki daya serap air sekitar 13 persen, sedangkan genteng tanah liat sekitar 6 persen.

Akibatnya, genteng beton berpotensi lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur dan noda.

Tingkat penyerapan yang lebih tinggi juga berarti bahwa saat genteng beton basah akan lebih berat, sehingga menambah beban pada struktur atap.

Sementara itu, genteng tanah liat lebih sedikit masalah jamur dan noda karena tingkat penyerapan air yang rendah.

Kendati demikian, genteng tanah liat memungkinkan mengalami retak pada cuaca yang sangat dingin.

Baca juga: Ingin Pakai Genteng Beton Sebagai Atap Rumah? Ketahui Plus Minusnya

Intinya, menjaga atap tetap bersih, bebas lumut, dan segera mengganti genteng yang retak, hilang atau rusak, akan memperpanjang umur kedua jenis genteng itu.

4. Pemeliharaan

Karena beban lebih berat dan masalah yang disebabkan oleh tingkat penyerapan air tinggi, perawatan genteng beton jauh lebih rumit.

Sedangkan, karena genteng tanah liat tidak memiliki masalah tersebut, tidak banyak tantangan yang muncul dalam merawatnya, meskipun perawatannya juga dapat bervariasi tergantung pada produsen bahannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau