Biaya yang lebih besar berasal dari proses pemasangan yang mungkin memerlukan konsultasi dari insinyur struktur, penguatan atap, dek atap baru, dan sebagainya.
Baca juga: Kenapa Rumah di Indonesia Beratap Genteng?
3. Rentan retak
Meskipun tahan terhadap api, angin kencang, dan pembusukan, genteng beton bukannya tidak bisa dihancurkan.
Ranting pohon yang tumbang, hujan es yang deras, dan lalu lintas pejalan kaki dapat membuat genteng retak.
Sehingga memerlukan penggantian segera untuk menghindari terkena air pada lapisan bawah.
4. Warna pudar
Seiring berjalannya waktu, paparan unsur-unsur alam dan sinar UV akan menyebabkan warna genteng beton yang lebih cerah, seperti oranye atau merah, memudar.
Meskipun bukan masalah besar, Anda akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mencocokkan genteng baru dengan bagian atap lainnya saat mengganti genteng beton.
5. Butuh pemeliharaan ekstra
Meskipun genteng beton memerlukan perawatan minimal, pengkristalan merupakan masalah umum pada material atap ini.
Karena sifatnya yang berpori, genteng beton menyerap lebih banyak air daripada genteng tanah liat.
Ketika air bercampur dengan karbondioksida dan komponen kapur dalam beton, zat putih akan muncul pada genteng.
Endapan pengkristalan yang parah memerlukan pembersihan profesional , meskipun noda yang lebih kecil dapat memudar dengan sendirinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.