JAKARTA,KOMPAS.com -Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan freon AC kian meningkat seiring dengan naiknya permintaan pendingin udara (AC).
Meskipun demikian, freon AC ternyata memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Bahkan di beberapa negara, penggunaannya telah dilarang.
Hal ini karena freon AC menjadi penyebab utama dari degradasi lapisan ozon di bumi dan dalam jangka panjang akan membahayakan.
Seperti dikutip dari Infinity Learn, sejatinya freon merupakan senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, tidak korosif dengan toksisitas rendah dan diperkenalkan sebagai zat pendingin pada tahun 1930-an.
Baca juga: Mengenal Freon AC dan Bagaimana Cara Kerjanya
Karena titik didihnya yang rendah, tegangan permukaan, dan viskositasnya, zat ini sangat berguna sebagai zat pendingin.
Freon dapat menghasilkan gas rumah kaca yang besar sehingga mampu mengikat panas yang seharusnya dipancarkan bumi ke luar angkasa.
Saat melewati udara, komponen kimia freon menurunkan lapisan ozon. Penipisan lapisan ozon meningkatkan jumlah radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi.
Tak hanya menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi manusia, namun juga bisa menyebabkan masalah pernapasan pada hewan dan bahkan dapat membunuh tanaman.
Karena itulah, da akhir 1970-an, penggunaan freon dalam semprotan aerosol telah dilarang di Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 1996, hampir semua negara maju telah melarang produksi hampir semua freon.
Padahal freon merupakan senyawa pendingin yang paling umum digunakan dalam AC dan kulkas. Dalam jumlah minimal, paparan freon tak berbahaya seperti ketika kulkas atau AC bocor.
Baca juga: Waspada Freon AC Anda Habis, Kenali Ciri-cirinya
Namun, jika Anda memiliki riwayat gangguan jantung, sebaiknya hindari freon karena dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur.
Saat ini, banyak produsen AC yang telah beralih ke refrigeran Hidrofluorokarbon (HFC) atau disebut puron, karena lebih ramah lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.