Misalnya, dinding tanpa diplester atau diaci dan dicat dan plafon tanpa menggunakan gypsum agar terlihat rangka atapnya.
Sementara yang tidak melekat adalah furnitur yang bersifat daur ulang, contohnya wastafel terbuat dari ember.
Oleh karena itu, penggunaan desain rustic yang unik di kedai kopi ini dapat memberikan atmosfer berbeda.
Hal ini bertujuan agar pengunjung bisa nongkrong atau menyeruput kopi dan memesan makanan lebih lama.
Sebab, kedai kopi merupakan ruang ketiga bagi pengunjung. Sementara ruang pertama dan kedua adalah rumah dan sekolah atau kantor.
Selain itu, desain rustic ini juga dapat menghemat biaya bagi para pengusaha kopi dengan semangat keterbatasan jika tampilannya sudah demikian.
Baca juga: Demi Transformasi, Starbucks Berencana Tutup 400 Kedai
Berbeda halnya dengan ruang kedai kopi sudah terlihat bersih namun didesain dengan konsep ini tentu akan mengeluarkan biaya yang cukup besar.
"Rustic itu bisa murah kalau memang apa adanya. Tapi, kalau misalnya ada di mal kan biasanya mau sewa sudah rapi terus kita mau bikin rustic ya belum tentu lebih murah," jelas Her.
Sama halnya dengan Her, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Francis Surjaseputra mengatakan, memang ada dua bentuk dari gaya desain rustic.
Pertama, bangunan tersebut sengaja didesain sedemikian rupa supaya terlihat rustic. Sementara yang kedua memang sudah dalam kondisi demikian.
"Misalnya, lokasi ini dulu merupakan sebuah pabrik, gudang atau rumah lama," terang Francis.
Menurut dia, ada keuntungan yang didapatkan dari bangunan yang sudah dalam kondisi rustic yaitu menjual sejarah arsitektur bangunan tersebut.
Hal berbeda justru dialami oleh tempat yang sengaja didesain dengan gaya rustic, maka dibutuhkan narasi pintar dalam menggaet pengunjung.
Meski begitu, ada kekurangan dengan desain ala rustic yaitu kebersihan tempat.
"Tapi, karena tempat, komunitas, termasuk produk yang bagus, maka (kebersihan) tidak begitu (menjadi) prioritas," tutup Francis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.