Dalam mewujudkan konsep tersebut, penting untuk bekerja sama lintas sektor publik dan swasta untuk menyelesaikan masalah kota dan memahami kebutuhan warganya.
"Jakarta Smart City telah membuka pintu gerbang bagi semua pencipta kota untuk mencapai tujuan tersebut dengan mengadakan hackathon, program sandbox dan mengundang start-ups untuk berkolaborasi," tutur Nugraha.
Untuk diketahui, studi global "Solusi Smart City untuk Dunia yang lebih Baik" ini menyigi pembuat keputusan di 167 kota dari 82 negara di Asia Tengara.
Kota-kota tersebut merupakan rumah bagi lebih dari 526 juta penduduk atau mewakili 6,8 persen populasi dunia dengan 21 persen responden merupakan pengambil keputusan seperti gubernur, wali kota dan kepala eksekutif lainnya.
Dari jumlah responden pemimpin kota di Asia Tenggara, 50 persen mengatakan bahwa krisis kesehatan telah menunjukkan pentingnya kesinambungan dan ketangkasan operasional.
Sementara, 33 persen menyadari bahwa program kota pintar dan transformasi digital sangat penting untuk masa depan kota mereka.
Para pemimpin kota di Asia Tenggara ini menilai di tengah krisis kesehetan ini sangat penting adanya kesinambungan operasional yang serba lancar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.