BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kota Baru Parahyangan

Cek Dulu Kemudahan Aksesibilitas Kawasan Sebelum Membeli Properti

Kompas.com - 06/03/2021, 09:11 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Lokasi, lokasi, dan lokasi kerap disebut sebagai prinsip dasar dalam investasi properti. Bukan tanpa alasan, lokasi memang selalu jadi penentu seseorang untuk membeli hunian.

Rumah.com dalam Consumer Sentiment Survey H2 2020 pun menyimpulkan, faktor lokasi menempati urutan pertama sebagai pertimbangan utama dalam membeli rumah.

Lokasi rumah yang terletak di pusat kota, misalnya, punya peluang peningkatan harga yang lebih tinggi karena dianggap strategis. Jika tujuannya untuk dijual atau disewa, sudah pasti pemiliknya bisa untung besar.

Sayangnya, hunian dengan lokasi seperti itu kadung identik dengan harga properti yang tinggi. Jika tujuannya untuk investasi, modal yang harus dikeluarkan pada awal pun sudah terbayang besarnya.

Baca juga: Dambakan Kawasan Hunian yang Sehat? Properti di Kota Penyangga Patut Dilirik

Pada dasarnya, ada faktor lain yang juga tak bisa diabaikan saat memilih properti, yakni aksesibilitas.

Aksesibilitas berkaitan dengan ketersediaan akses di wilayah hunian, seperti transportasi umum dan dukungan infrastruktur yang lengkap.

Hal terpenting, selama hunian memiliki aksesibilitas yang baik, di mana pun lokasinya tak akan jadi masalah. Sebab, dari dan menuju lokasi itu sudah mudah diakses dengan beragam fasilitas.

Sebelum penelitian yang telah disebut, Rumah.com sempat merilis hasil survei Property Affordability Sentiment Index H2-2018 yang dilakukan bersama lembaga riset asal Singapura.

Baca juga: Investasi Rp 1 Triliun, IKEA Buka Cabang di Kota Baru Parahyangan

Survei tersebut menyebutkan, 87 persen responden menganggap kedekatan hunian dengan sarana transportasi umum adalah hal penting.

Dengan akses yang mudah, penghuni bisa lebih praktis dan efisien dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang bekerja di pusat kota.

Bergeser ke kawasan sunrise property

Pada dasarnya, wilayah dengan aksesibilitas yang baik tak hanya terpusat di perkotaan. Apalagi, pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur di wilayah lain.

Potensi itu bisa dimanfaatkan oleh calon pembeli properti untuk menakar seberapa baik aksesibilitas properti yang mereka incar.

Baca juga: Pemerintah Segera Kembangkan Padang sebagai Kota Mandiri

Kalau wilayah perkotaan sudah tak terjangkau harganya, mereka juga masih bisa melirik residensial di kawasan sunrise property.

Istilah sunrise property banyak digaungkan oleh pemasar properti sejak bertahun-tahun silam. Istilah ini merujuk pada kondisi kawasan hunian yang tengah berkembang dan punya potensi investasi tinggi dengan prospek positif di masa depan karena aksesibilitasnya.

Cara mudah mengenali sebuah kawasan sunrise property adalah adanya pembangunan infrastruktur. Pembangunan tersebut berupa jalan raya, jalan tol, jalan arteri, dan jalur transportasi umum.

Kawasan dengan perencanaan infrastruktur seperti itu biasanya diiringi dengan potensi pertumbuhan harga tanah serta hunian yang tinggi dan stabil sehingga cocok untuk dijadikan investasi.

Baca juga: Kota Mandiri dan Nol Sampah Akan Dibangun di Belanda

Beberapa wilayah hunian yang disebut-sebut sebagai sunrise property adalah Pulo Gebang dan Ciracas di Jakarta Timur, Cisauk Tangerang, dan Sawangan Depok.

Bergeser ke arah Jawa Barat, sunrise property yang turut berkembang ada di Padalarang, tepatnya di Kabupaten Bandung Barat.

Dalam beberapa tahun ke belakang, Bandung memang menjadi daya tarik bagi pengembang besar. Tak heran kalau para peminat properti mulai meliriknya sebagai kawasan yang punya potensi tinggi.

Nilai tambah Bandung Barat

Sebagai salah satu kawasan sunrise property, Kabupaten Bandung Barat layak untuk jadi pertimbangan. Saat ini, di wilayah itu sudah terbangun kawasan kota mandiri Kota Baru Parahyangan (KBP) sebagai agent of development.

Baca juga: Tips Sukses Broker Properti di Era Pandemi

KBP merupakan kawasan kota mandiri pertama di Bandung Raya yang berada di Kecamatan Padalarang. Residensial ini dikembangkan oleh Lyman Group dan mengambil konsep kota mandiri berwawasan pendidikan.

klaster terbaru Kota Baru Parahyangan yakni Tatar Tarubhawana. Ada dua tipe di klaster tersebut. Keduanya mengusung konsep rumah tumbuh modern.Dok. Kota Baru Parahyangan klaster terbaru Kota Baru Parahyangan yakni Tatar Tarubhawana. Ada dua tipe di klaster tersebut. Keduanya mengusung konsep rumah tumbuh modern.

Sebagai informasi, pembangunan infrastruktur yang pesat di Bandung Barat menjadikan KBP berada di kawasan strategis dengan aksesibilitas dan infrastruktur memadai.

Gerbang Tol Padalarang dan gerbang Tol Pasteur menjadi nilai tambah bagi peminat yang ingin bertempat tinggal atau sekadar berinvestasi di KBP. Pasalnya, gerbang jalan tol keduanya terhubung langsung dengan KBP sehingga bisa ditempuh cukup dalam sepuluh menit.

Dari arah Cianjur, Jakarta, maupun Puncak Bogor, KBP bisa diakses lewat Tol Cipularang dan Jalan Raya Padalarang.

Baca juga: Menurut Survei, Minat Beli Rumah dengan KPR Syariah Masih Tinggi

Sementara, mereka yang datang dari arah Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Jawa Tengah, bisa mengaksesnya lewat Tol Cipali. Adapun dari Tasikmalaya, KBP bisa diakses lewat Tol Purbaleunyi dari arah gerbang Tol Cileunyi.

Tak hanya itu, proyek infrastruktur lain yang bakal menunjang aksesibilitas KBP ke depan adalah flyover di simpang Padalarang. Flyover Padalarang itu dibangun mulai dari Pintu Tol Padalarang hingga akses menuju KBP dengan panjang 350 meter.

Selain itu, tersedia pula sarana transportasi umum shuttle bus yang sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk rute KBP - Leuwi Panjang dan KBP - Alun-alun Bandung. Fasilitas ini disediakan dengan harga terjangkau.

Visi pengembangan

Sebagai sebuah residensial yang berada di kawasan sunrise property, dalam pengembangan visinya sejak 2000, KBP telah menjadi kota mandiri, madani, dan alami.

Baca juga: Mau Beli Rumah? Simak Tips Feng Shui Berikut Ini Dulu

Hal itu disampaikan Manager Marketing PT Belaputera Intiland—anak perusahaan Lyman Group—Raymond Hadipranoto kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2020).

“Sebagai kota mandiri, di KBP terbentuk populasi penduduk yang tinggal dan saling berinteraksi, baik secara sosial, bisnis dan gaya hidup (life style). Selain itu, KBP juga melengkapi (kawasan dengan) fasilitas perkantoran, baik bagi penduduk yang tinggal di KBP maupun sekitarnya,” ujar Raymond.

Sementara, aspek madani tercermin dari populasi yang tinggal dan berinteraksi di KBP sehingga menjadi agen perubahan (agent of change) bagi lingkungan sekitar.

Program social community development juga diimplementasi di kawasan KBP untuk menciptakan komunitas residensial yang madani.

Baca juga: Dear Milenial, Daripada Ngopi-ngopi Mending Lakukan Tips Berikut Biar Bisa Beli Rumah

Selain itu, aspek alami diterapkan KBP melalui keseimbangan bisnis, sosial, dan lingkungan. Dalam hal ini, KBP tak sekadar mengimplementasikan lewat penanaman pohon, biopori, dan rumah dengan konsep eco-design saja.

“Lebih dari itu, KBP juga melakukan pengolahan limbah sampah dan air, penggunaan energi terbarukan, dan melibatkan warga lewat gerakan Hayu Hejo,” terang Raymond.

Untuk menunjang sebuah kota mandiri, lanjut Raymond, Lyman Group juga membangun town center dan commercial area.

Saat ini, lanjut Raymond, terdapat sejumlah brand internasional yang bergabung di KBP, seperti IKEA, Parahyangan Golf, CELLINI, bank-bank ternama, dan brand fast food. Selain itu, dibangun pula sarana rekreasi water theme park yang direncanakan beroperasi pada 2022.

Flagship store IKEA dibangun di Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu komersial area penunjang kebutuhan penghuni residensial kota mandiri yang terletak di Kecamatan Padalarang.Dok. Kota Baru Parahyangan Flagship store IKEA dibangun di Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu komersial area penunjang kebutuhan penghuni residensial kota mandiri yang terletak di Kecamatan Padalarang.

Baca juga: Lebih Baik Mana, Beli Rumah KPR atau Bangun Rumah Sendiri?

Adapun pengembangan fasilitas pendidikan baik formal dan informal bertaraf nasional, nasional plus, dan internasional mulai dari playgroup hingga universitas juga sudah termasuk di dalamnya.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal di masa pandemi seperti saat ini pun sudah jadi fokus KBP. Seperti diketahui, saat ini masyarakat mempertimbangkan lingkungan hunian yang sehat dan alami.

KBP telah memiliki modal tersebut lewat residensial dengan lingkungan hijau, luas (spacious), fasilitas lengkap, dan komunitas warga yang baik. Segala fasilitas ini sudah menjadi bagian dari fokus KBP selama 20 tahun beroperasi.

Sebagai pengembang, pihak KBP juga menuturkan bahwa mereka tak sekadar membangun residensial yang ditawarkan pada masyarakat, tetapi juga berkomitmen memelihara kawasan secara berkelanjutan.

Baca juga: Sekarang, Waktu yang Tepat bagi Milenial Beli Rumah

Sudah jadi hal umum bahwa tak sedikit pengembang yang membangun perumahan dengan konsep yang menarik di awal pengembangan, tetapi tak menjaga infrastruktur dan bangunan fisik dalam jangka panjang.

Berkat komitmen itu, tak heran suasana di KBP terasa asri karena lingkungan dikelola secara terpadu dan berkelanjutan. Ini juga jadi bukti keberhasilan town management KBP yang mampu mengelolanya dengan baik.

Mewujudkan rumah yang ideal di masa pandemi, Kota Baru Parahyangan memperhatikan ketersediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan alami, dan ruang terbuka hijau atau taman yang dekat dengan rumah.  Dok. Kota Baru Parahyangan Mewujudkan rumah yang ideal di masa pandemi, Kota Baru Parahyangan memperhatikan ketersediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan alami, dan ruang terbuka hijau atau taman yang dekat dengan rumah.

“Kami berkomitmen pada pengembangan kota mandiri yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, maupun sosial masyarakat,” imbuh Raymond.

Saat ini, KBP memiliki ruang publik yang luas dan hijau untuk mendukung aktivitas masyarakat di luar rumah, seperti olahraga, rekreasi, dan bermain.

Baca juga: Pengembang Beri Banyak Promo, Saatnya Beli Rumah?

Tak hanya memperhatikan keselarasan dengan alam, KBP juga merespons kebutuhan konsumen dengan menghadirkan konsep hunian untuk membantu masyarakat beradaptasi terhadap situasi pandemi.

Hal itu dilakukan dengan mengembangkan nilai-nilai yang telah diadopsi KBP sejak awal pengembangan kota mandiri.

Pada 2021, KBP mempersembahkan produk rumah tapak sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.

Dalam mewujudkan rumah tersebut, pengembang memperhatikan ketersediaan sirkulasi udara yang baik, pencahayaan alami, dan ruang terbuka hijau atau taman yang dekat dengan rumah.

Baca juga: Milenial juga Bisa Beli Rumah Sendiri, Ikuti 4 Cara ini!

Produk rumah juga sudah didukung infrastruktur fiber optic untuk kebutuhan berinternet.

Ketersediaan tiga hal tersebut ideal untuk menunjang aktivitas penghuni di rumah selama pandemi, baik bekerja (work from home) maupun belajar (home base learning).

Konsep hunian seperti itu diwujudkan di klaster terbaru KBP, yakni Tatar Tarubhawana. Ada dua tipe di klaster tersebut. Keduanya mengusung konsep rumah tumbuh modern.

Pertama, tipe rumah tapak dua lantai. Tipe ini memiliki luas bangunan 94 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi.

Rumah klaster Tatar Tarubhawana mengusung konsep rumah tumbuh modern. Tipe rumah tapak dua lantai memiliki luas bangunan 94 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi. Sementara, tipe rumah sudut dua lantai yang memiliki luas bangunan 99 meter persegi dan luas tanah 165 meter persegi.Dok. Kota Baru Parahyangan Rumah klaster Tatar Tarubhawana mengusung konsep rumah tumbuh modern. Tipe rumah tapak dua lantai memiliki luas bangunan 94 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi. Sementara, tipe rumah sudut dua lantai yang memiliki luas bangunan 99 meter persegi dan luas tanah 165 meter persegi.

Kedua, tipe rumah sudut dua lantai yang memiliki luas bangunan 99 meter persegi dan luas tanah 165 meter persegi. Kedua rumah tersebut dibanderol pada kisaran harga Rp 1,7 miliar hingga Rp 2 miliar.

Baca juga: Jokowi Wajibkan Pengembang Bangun Hunian Berimbang, Baik Skala Besar maupun Kecil

Untuk tampilan dan tata letak, Lyman Group menyajikan kedua tipe rumah tersebut dengan desain kompak berlanggam arsitektur gaya Modern Tropical House. Fitur unggulan rumah di klaster ini adalah fitur eco-smart home, kombinasi antara rumah ramah lingkungan dan pintar.

Fitur ramah lingkungan diimplementasikan lewat solar panel untuk menghemat penggunaan energi listrik konvensional.

Sementara, konsep rumah pintar ditunjukkan lewat pengaplikasian sederet teknologi.Beberapa di antaranya adalah smart door lock system, display keypad module yang terkoneksi dengan smartphone, dimmer lamp ruang keluarga dan ruang tidur utama, dan power system TV maupun air conditioner (AC).

Untuk mendukung hunian yang sehat dan berkualitas, terdapat balkon di area depan ruang tidur lantai atas. Fitur ini dapat dioptimalkan untuk menciptakan ruang dalam dan ruang luar yang asri.

Baca juga: Cara Menentukan Desain dan Gaya yang Tepat untuk Hunian

Developer juga menghadirkan taman tematik “The Science of Trees” di dalam klaster. Area ini bisa digunakan sebagai tempat untuk beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, klaster Tatar Tarubhawana dibangun di lokasi yang strategis dekat dengan town center KBP, IKEA Store, water theme park sebagai sarana rekreasi keluarga, dan Parahyangan Golf.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Tatar Tarubhawana dari Kota Baru Parahyangan, Anda bisa klik tautan ini atau menghubungi (022) 680 3888.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com