MEDAN, KOMPAS.com - Ekspor perdana komoditas kayu lapis atau plywood produksi Mujur Timber dilepas oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah di Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Sibolga.
Ekspor dengan volume 5.732 meter kubik senilai Rp 20 miliar ini dilepas dengan tujuan Antwerp, Belgia, dan Tilbury dan Inggris.
Ekspor menggunakan kapal MV Beautriumph berbendera Belanda dengan bobot 5.132 GT dan panjang 118,4 meter.
Musa mengapresiasi dan mendukung kegiatan ekspor pada Sabtu (13/2/2021) tersebut. Dia berharap berkelanjutan sehingga kawasan Pantai Barat Sumatera dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional dan wilayah sekitarnya.
"Kapal akan langsung ke Inggris dan Belgia, menghantarkan barang kita ke sejumlah negara sekaligus mempromosikan daerah asal barang yang diekspor," kata Musa dalam keterangan tertulis, Minggu (14/2/2021).
Baca juga: Ini Tampilan Pelabuhan Sibolga yang Diklaim Terbaik se-Asia Pasifik
Dia meminta daerah yang dekat dengan Pantai Barat seperti Aceh memanfaatkan Pelabuhan Sibolga.
Alasannya, ekspor barang ke berbagai negara lebih mudah, murah dan tenaga kerja yang terserap akan meningkat.
"Kondisi pelabuhan penumpang juga sudah sangat baik. Ke depan, kalau jumlah penumpang meningkat ukuran pelabuhan akan diperbesar," ujar Musa.
General Manager Pelindo 1 Cabang Sibolga Muhammad Eriansyah menambahkan, ekspor perdana ini merupakan milestone Pelabuhan Sibolga karena menjadi momentum yang menandai kesiapan pelabuhan melaksanakan kegiatan bongkar muat internasional.
Dia optimistis, sinergi yang baik mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nonmigas.
Hal ini secara langsung juga akan mendorong kinerja neraca perdagangan dan ekonomi nasional.
"Rampungnya pengembangan Pelabuhan Sibolga pada 2019, kinerja pelayanan kepelabuhanan terus menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas," imbuh Eriansyah.
Baca juga: Desain Pelabuhan Sibolga Dianggap Terbaik se-Asia Pasifik
Peningkatan trafik kunjungan kapal yang siginifikan terjadi, selama 2020 mencapai 850 call, naik 39 persen dibandingkan 2019 sebanyak 611 call.
Sama halnya dengan trafik bongkar muat peti kemas yang juga meningkat signifikan sebesar 38.4 persen menjadi 12,934 TEuS di 2020 yang sebelumnya sebesar 9,345 TEuS pada 2019.