Salah seorang manajer perusahaan yang tidak disebutkan namanya ini menjelaskan, kebijakan itu dilakukan karena beberapa karyawan kedapatan merokok di toilet.
Dia juga mengklaim, para karyawan menyalahgunakan izin ke toilet itu untuk lebih sedikit bekerja dan bermalas-malasan.
"Faktanya, para pekerja itu malas bekerja. Manajemen telah berkali-kali berbicara dengan para pekerja ini, tetapi belum mencapai hasil positif." ujar dia seperti dikutip dari Entrepreneur, Rabu (13/1/2021).
Dia menambahkan, perusahaan memilih untuk menerapkan aturan ketat terhadap karyawan daripada memecat mereka karena sulit untuk mendapatkan pengganti baru.
Tentu saja, kebijakan perusahaan teknologi ini menuai pro dan kontra di bagi para pengguna sosial media.
“Saya bersimpati dengan perusahaan ini, mereka terpaksa harus menghukum karyawan dengan cara demikian. Beberapa karyawan terlalu lama menggunakan kamar mandi dan sering menggunakannya tentu kan merugikan perusahaan," tulis seorang warganet di situs 163.
Namun, tak sedikit juga warganet yang mengecam tindakan perusahaan dengan menghukum karyawan menggunakan cara tersebut.
“Untuk mengejar efisiensi tinggi, perusahaan harus mengadopsi cara-cara dengan memberikan apresiasi kepada pekerja. Tapi, ini justru terlalu banyak pembatasan dan eksploitasi yang akan membuat pekerja terus tertekan dan kehilangan energi serta konsentrasi," ujar warganet lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.