Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Kota Medan dari Balik Gedung Tua, Serasa Berada pada Abad 19

Kompas.com - 21/12/2020, 21:45 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Setelah sepuluh tahun dikelola Aston International, Grand Cityhall kemudian diambil alih dan dikelola Archipelago International Indonesia sejak Juni 2020.

Untuk merasakan sensasi Kota Medan abad 19 akhir, Lisa mengajak menginap di hotelnya.

Menikmati malam dengan secangkir kopi di kafetaria bernuansa Eropa klasik, sambil memandang barisan gedung-gedung tua lain dan kerlap-kerlip lampu di seputaran Lapangan Merdeka. 

Premier, Premier Deluxe dan Family Suite adalah jenis kamar yang tersedia. Family Suite dimodifikasi ala Jepang, tempat tidurnya di bawah, kamar mandinya dilengkapi kolam besar.

Cuma ada delapan unit, kamar ini menjadi favorit para tamu. Semalamnya dibanderol Rp 920.000, diskon dari harga normal Rp 1.080.000. 

"Cocok untuk keluarga dengan tiga atau empat anak. Dua minggu sebelum penutupan tahun sudah habis di-booking," ungkap Lisa. 

Sementara Primer Deluxe, dilengkapi bathtub dan karpet beludru dengan jendela menghadap ke kolam renang.

Tersedia tapas bar, klub malam, pertokoan, pelayanan spa dan lima restoran dengan menu mulai Western sampai China, namun pandemi membuat semuanya ditutup sementara.

Kondotel juga sempat ditutup dan baru dibuka kembali pada Juli lalu, tersedia kapasitas dua dan tiga kamar. Tarif sewanya Rp 1.360.000 per malam untuk tipe dua kamar. 

"Kondotel untuk yang long stay, masuknya dari belakang. Ada juga resepsionis di belakang, tapi karena pandemi ditutup," kata Lisa.

Pandemi melumpuhkan semuanya

Kota Medan adalah kota tujuan berbisnis, kebanyakan tamu yang menginap di Grand Cityhall selama satu sampai dua minggu adalah business travelers.

Namun, pandemi Covid-19 yang sampai hari ini belum mereda, melumpuhkan semuanya, okupansi terjun bebas sampai titik nol. 

"Tujuh bulan lalu sampai nol, hotel ini mirip rumah kosong. Padahal ada Lebaran, biasanya yang buka puasa ramai. Puasa, Lebaran, dan liburan sama sekali kosong, tapi hotel tidak sempat tutup," kata Lisa.

Pasalnya, mereka punya tamu long stay dari luar kota dan luar negeri yang tidak bisa pulang ke negara atau kotanya karena pembatasan wilayah.

Untuk mengurangi beban operasional hotel, 60 persen karyawan di-PHK. Begitu juga dengan jam kerja, dipangkas menjadi 15 hari.

Kenapa karyawan yang dikorbankan? Menurut Lisa karena harga kamar  tidak bisa dinaikkan atau tetap, malah harus diturunkan.

Sebelumnya, harga termurah Rp 900.000-an menjadi Rp 700.000-an. Sudah gratis tiketCLEAN, kolam renang, wifi, parkir dan sarapan di restoran.

Harapan muncul saat adaptasi kebiasaan baru diberlakukan. Pemerintah Kota Medan menerbitkan Peraturan Wali Kota Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Covid 19 di Kota Medan.

Peraturan ini mengizinkan dunia usaha beroperasi kembali dengan syarat dan ketentuan sesuai protokol kesehatan.

Salah satunya membatasi jumlah orang dalam satu ruangan yang hanya boleh 35 persen dari kapasitasnya.

Keyakinan bahwa pemulihan ekonomi di semua sektor sedang berlangsung, dilihat dari angka okupansi yang pelan-pelan beranjak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com