Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudetan Cisangkuy Siap Diresmikan, Kurangi Luas Genangan Banjir 700 Hektar

Kompas.com - 03/12/2020, 11:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera meresmikan Sudetan (floodway) Cisangkuy untuk menambah kapasitas penanganan banjir di Bandung.

Pembangunan Sudetan Cisangkuy merupakan tindak lanjut amanat Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Sudetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 215 meter kubik per detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberhasilan Program Citarum Harum memerlukan sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing stakeholder.

Floodway Cisangkuy masuk ke Sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot yang merupakan langganan banjir.

Baca juga: Dapat Pinjaman Bank Dunia Rp 1,58 Triliun, Pemerintah Tata DAS Citarum

"Debit banjir akan kita alirkan ke Floodway Cisangkuy sekitar 200 meter kubik per detik sehingga yang lewat Sungai Cisangkuy yang asli hanya 5 meter kubik per detik. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot,” kata Basuki dalam siaran pers, Kamis (03/12/2020).

Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian PUPR, Floodway Cisangkuy yang merupakan satu sistem dengan normalisasi upstream Citarum, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung, dan peningkatan kapasitas Sungai Citarum akan mengurangi luas genangan seluas 700 hektar.

Sehingga total luasan genangan banjir semula 3.461 hektar berkurang menjadi 2.761 hektar.

Kepala BBWS Citarum Anang Muchlis mengatakan, dengan beroperasinya Terowongan Nanjung yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada Januari 2020 dan Floodway Cisangkuy membuat banjir di sekitar Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung berkurang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Infrastruktur pengendali banjir tersebut berperan mempercepat turunnya muka air Sungai Citarum di Baleendah, Dayeuhkolot yang kerap meluap ketika hujan tiba, sehingga air yang menggenang hingga ke pemukiman dapat dicegah," kata Anang.

Pembangunan Floodway Cisangkuy dikerjakan dalam 2 paket, yaitu paket 1 sepanjang 3,75 km dengan anggaran sebesar Rp 311,53 miliar yang berkapasitas 230 meter kubik per detik.

Pekerjaan paket 1 dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak 2015-2020 oleh kontraktor PT. Basuki Rahmanta Putra-Minarta, (KSO) dan konsultan supervisi PT Yodya Karya-PT Bina Karya –PT Intimulya Multikencana, (KSO).

Sementara Paket 2 dibangun sepanjang 1,7 kilometer untuk galian floodway dan 2,3 galian eksisting dengan biaya Rp 320,43 miliar yang memiliki kapasitas 220 meter kubik per detik.

Pekerjaan paket 2 dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak 2015-2020 oleh kontraktor PT  PP (Persero) Tbk-PT Jasa Konstruksi Tbk, (KSO). dan konsultan supervisi PT Yodya Karya-PT Bina Karya-PT Intimulya Multikencana (KSO).

Selain Terowongan Nanjung dan Floodway Cisangkuy, Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 hektar dan volume tampung 190.000 meter kubik.

Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mengurangi waktu genangan air pada area 39 hektar, 1250 rumah, mereduksi banjir seluas 91 hektar, dan memiliki potensi sebagai area wisata. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Barata Joint Operation dengan nilai kontrak Rp. 203 miliar.

Selanjutnya terdapat pembangunan Embung Gedebage yang dikerjakan sejak Juli 2017 hingga Desember 2018 tersebut dibangun dengan lahan seluas 7,7 hektar dan memiliki volume tampung sebesar 270.000 meter kubik dengan lebar Bandung 148 meter, panjang kantong lumpur 3 meter.

Bendung yang berlokasi di Kecamatan Gedebage Kota Bandung tersebut dengan nilai kontrak Rp 85 miliar dengan Kontraktor PT. Hidup Indah Permai serta konsultan supervisi PT Geodinamika Konsultan.

Adapun manfaat dari pembangunan Embung Gedebage yaitu, sebagai tampungan air untuk musim kemarau, penguatan kemampuan pengendalian banjir (13 desa, 332 KK, 32 hektar mengurangi banjir), untuk menambah estetika pada masjid Al-Jabar, serta sebagai sarana rekreasi wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau