Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Pengendali Banjir Citarum Baru 21 Persen

Kompas.com - 19/02/2019, 21:12 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pembangunan Terowongan Nanjung di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung ,ditargetkan rampung akhir Desember 2019.

Terowongan tersebut akan digunakan untuk mempercepat aliran air di Sungai Citarum sehingga meminimalisasi banjir di sejumlah wilayah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Terowongan Nanjung merupakan salah satu program pengendalian banjir yang dilakukan pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah Jawa Barat.

"Ini semua merupakan program Citarum Harum dari segi engineering, dari segi rekayasa struktural," kata Basuki usai meninjau lokasi, Selasa (19/2/2019).

Terowongan Nanjung terdiri atas dua bagian dengan panjang masing-masing mencapai 230 meter dan diameter delapan meter.

Baca juga: Jawa Barat, Antara Budaya Jaipong, Sampah, dan Kotornya Citarum

Terowongan yang digarap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk KSO ini menelan anggaran Rp 352,9 miliar.

"Sekarang masih 21 persen, ini akan diselesaikan paling lama Desember 2019. Tapi ini akan tembus bulan Juni," sebut Basuki.

Kehadiran terowongan ini dapat meningkatkan kapasitas Sungai Citarum di wilayah Nanjung yang semula 570 meter kubik per detik menjadi 643 meter kubik per detik.

Menteri PUPR saat meninjau proyek Terowongan Nanjung di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Selasa (19/2/2019).Kementerian PUPR Menteri PUPR saat meninjau proyek Terowongan Nanjung di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Selasa (19/2/2019).

Manfaat lain dari terowongan ini adalah memperlancar aliran Sungai Citarum di Curug Jompong dan mengurangi durasi dan luas genangan yang sering terjadi pada saat musim hujan di Kecamatan Dayeuhkolot dan sekitarnya.

"Dengan adanya ini, dia turun 3-4 meter sehingga itu lebih cepat mengalir ke Cirata dan menarik air yang banjir di Dayeuhkolot," tambah Basuki.

Meski dari aspek teknis upaya penanganan banjir di wilayah Bandung telah dilakukan,  Basuki mengakui, hal itu tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan upaya lain.

Misalnya, penanganan limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan oleh industri maupun perumahan yang berada di sepanjang Sungai Citarum.

Kemudian relokasi perumahan yang berada di kawasan hulu, tepatnya di daerah Cisanti yang menjadi wilayah tangkapan hujan.

"Termasuk seperti yang saya bilang, ini kalau dikeruk Citarum, dua tahun sudah mengendap lagi. Sehingga harus memperbaiki kawasan hutan di Cisanti sana," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau